Musibah, sakit, derita merupakan sebuah pemandangan yang amat sering kita lihat di sekitar kita, entah itu terjadi pada diri kita atau pada orang lain. Di lain sisi manusia merupakan mahluk Allah yang melakukan banyak kedzoliman pada dirinya sendiri berupa maksiat ataupun kepada orang lain. Sebagaimana sabda Nabi yang mulia alaihish sholatu was salam,
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Seluruh keturunan Adam (pasti pernahpent.) berbuat banyak kesalahan/dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah orang yang banyak bertaubat” .
Namun demikian diantara kemurahan Allah, diciptakanNya musibah yang bisa menghapus dosa hambaNya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam,
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah berupa rasa lelahnya badan, rasa lapar yang terus menerus atau sakit, rasa sedih/benci yang berkaitan dengan masa sekarang, rasa sedih/benci yang berkaitan dengan masa lalu, gangguan orang lain pada dirinya, sesuatu yang membuat hati menjadi sesak sampai-sampai duri yang menusuknya melainkan akan Allah hapuskan dengan sebab hal tersebut keslahan-kesalahannya” .
Maka lihatlah saudaraku betapa hal-hal di atas bisa menghapuskan dosa-dosa kita , sehingga sangatlah wajar jika orang-orang ‘alim sejak masa silam hingga sekarang bergembira jika mendapatkan hal di atas pada diri mereka. Sebagaimana yang dikatakan oleh Salman ketika beliau menjenguk orang yang sakit di Kindah sebagaimana yang dikabarkan oleh Sa’id dari bapaknya,
كُنْتُ مَعَ سَلْمَانَ وَعَادَ مَرِيْضًا فِيْ كِنْدَةَ فَلَمَّا دَخَلَ عَلَيْهِ قَالَ أَبْشِرْ فَإِنَّ مَرَضَ الْمُؤْمِنِ يَجْعَلُهُ اللهُ لَهُ كَفَارَةً وَمُسْتَعْتَبًا وَإِنَّ مَرَضَ الْفَاجِرِ كَالْبَعِيْرِ عَقَلَهَ أَهْلُهُ ثُمَّ أُرْسِلُوْهُ فَلَا يَدْرِى لَمْ عُقِلْ وَلَمْ أُرْسِلْ
Aku (ayahnya Sa’id) suatu ketika bersama Salman menjenguk seorang yang sedang sakit di Kindah, ketika Salman menemuinya, Salman mengatakan, “Bergembiralah, karena sesungguhnya sakit yang dialami seorang mukmin Allah jadikan sebagai penghapus dosanya dan saat dimana ia taubat dari berbuatan maksiatnya serta mencari ridho Allah. Sedangkan sakit bagi orang yang fajir/kafir seperti onta yang diikat pemiliknya kemudian pemiliknya melepas ikatanya tanpa ia tahu kenapa ia diikat dan kenapa ia dilepas” .
Berkaitan dengan hadits ini Syaikh Husain Al ‘Uwaysyah hafidzahullah–salah seorang murid senior Syaikh Al Albani- mengatakan, “Hadits ini mengandung faidah bahwa orang kafir tidaklah mendapat balasan pahala atas musibah yang menimpanya (bahkan) mereka akan di azab di dunia dan akhirat karena mereka tidak ubahnya seperti binatang onta yang tidak tahu apa yang terjadi padanya (bahkan mereka lebih sesat), sebagaimana firman Allah Subahanahu wa Ta'ala,
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
“Apakah engkau mengira kebanyakan dari mereka mendengar (untuk memahami) dan berakal ? Mereka tidak lain seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi”. (QS : Al Furqon [25] :44).
Maka sakit dan musibah merupakan sebuah perkara yang bermanfaat bagi seorang (muslim dan) mukmin dan dapat menaikkan derajatnya dan tidak demikian halnya dengan orang kafir” .
Perhatikanlah lagi wahai saudaraku yang sedang dipembaringan di rumah sakit sabda orang yang tidak berkata kecuali apa yang diwahyukan kepadanya shollallahu 'alaihi was sallam,
يُوَدُّ أَهْلُ العَافِيَةِ يَوْمَ القِيَامَةِ حِيْنَ يُعْطَى أَهْلُ البَلَاءِ الثَّوَابَ لَوْ أَنَّ جُلُوْدَهُمْ كَانَتْ قُرِضَتْ فِيْ الدُّنْيَا بِالْمَقَارِيْضِ
“Kelak di hari qiyamat akan menyesal orang-orang yang tidak ditimpa musibah ketika orang-orang yang (sewaktu di dunia) ditimpa musibah diberi pahala. (sampai-sampai mereka bercita-cita) kalaulah dulu kulit mereka dipotong dengan gunting di dunia” .
Maka lihatlah saudaraku betapa sungguh benar-benar musibah, sakit yang kau alami saat ini adalah nikmat bagimu kelak di akhirat yang tidak bermanfaat lagi harta, istri dan anak.
Jika itu belum cukup menghibur hatimu maka.....
http://alhijroh.co.cc/adab-akhlak/teruntuk-bagimu-saudaraku-yang-tengah-terbaring/
Sejarah Awal Tarekat dan Nama Aliran Tarekat
2 minggu yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar