Motto Santri :

Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilallahdi

Rabu, 14 April 2010

Mentauhidkan Allah Tetapi Musyrik

Mentauhidkan Allah Tetapi Musyrik
Pendahuluan
Tauhid merupakan sebuah kata yang sangat tidak asing di telinga kita kaum muslimin bahkan mungkin di tengah-tengah orang kafir juga hal ini tidak asing. Namun tauhid apakah yang diinginkan Allah 'azza wa jalla dan NabiNya shallallahu ‘alaihi was sallam ? Maka marilah merapat kepadaku wahai saudaraku barang sejenak kita telaah apa yang dikatakan para ulama tentangnya.
Pengertian Tauhid
Tauhid secara bahasa arab merupakan mashdar (kata benda yang berasal dari kata kerja) dari kata (تَوْحِيْدًا- يُوَحِّدُ-وَحَّدَ) yang artinya menjadikan sesuatu satu tauhid ini tidaklah dikatakan sebagai tauhid sampai terdapat padanya peniadaan selainnya (secara mutlaqpent.) dan penetapan . Sedangkan pengertian tauhid sebagai perbuatan hati adalah beriman tentang adanya Allah, mengesakan Allah dalam hal rububiyah, ulihiyah dan beriman terhadap seluruh nama dan shifat Allah . Kemudian pengertian tauhid secara cabang ilmu adalah hal-hal yang berhubungan dengan aqidah seorang muslim karena inti aqidah adalah tauhid , namun aqidah lebih luas dari pada tauhid . Adapun secara istilah maka tauhid artinya adalah mengesakan Allah 'Azza wa Jalla terhadap seluruh perkara yang merupakan kekhusuan Allah. Sedangkan pengertian secara syar’i adalah menunggalkan Allah dalam hal uluhiyah Allah, sebagaimana hadits Nabi shollallahu 'alaihi was sallam,
إِنَّكَ سَتَأْتِى قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ ، فَإِذَا جِئْتَهُمْ فَادْعُهُمْ إِلَى أَنْ يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ....


“Sesungguhnya engkau nanti wahai mu’adz akan bertemu dengan sebuah kaum dari Ahli Kitab, jika engkau bertemu mereka maka ajaklah mereka untuk bersyahadat bahwa Tiada Sesembahan yang Berhak disembah kecuali Allah dan Aku (Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi was sallam) adalah Rosulullah….” .
Dalam lafadz yang lain dari hadits ini,
إِنَّكَ سَتَأْتِى عَلَى نَّاسِ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَادْعُهُمْ إِلَى التَّوْحِيْد
“Sesungguhnya engkau nanti wahai Mu’adz akan bertemu dengan sekelompok orang dari kalangan Ahli Kitab, maka ajak mereka kepada tauhid” .
Sisi pendalilannya adalah pada lafadz yang pertama Nabi shollallahu 'alaihi was sallam katakan kepada Mu’adz hal pertama kali yang didakwahkan adalah 2 kalimat syahadat dan pada lafadz yang kedua Nabi shollallahu 'alaihi was sallam mengatakan kepada Mu’adz untuk mendakwahkan tauhid sehingga secara syar’i yang dimaksud dengan tauhid adalah syahadatain. Maka demikianlah makna tauhid secara ringkas.
Macam-Macam Tauhid
Adapun macam-macam tauhid, berdasarkan penelitian yang dilakukan para ulama, maka mereka membagi tauhid menjadi tiga macam yaitu,
1. Tauhid Rububiyah
Tauhid Rububiyah adalah ikrar/pengakuan bahwasanya Allah adalah satu-satunya Dzat Pencipta alam semesta, Dzat yang mengaturnya, Dzat yang menghidupkan dan mematikan mahlukNya, Dzat yang member rizki, Dzat yang Memilki seluruh kekuatan . Ada juga ulama yang memberikan defenisi untuk tauhid ini dengan pengertian pengesaan Allah 'Azza wa Jalla adalah satu-satunya Pencipta, Pemilik, dan Pengatur (alam semestapent.) . Namun pengertian yang lebih menyeluruh adalah pengertian yang disampaikan oleh Syaikh Prof. DR. Abdullah bin Abdul Aziz Al Jibrin hafidzahullah, beliau mengatakan, “Tauhid rububiyah adalah iman terhadap adanya Allah dan meyakini keesaanNya dalam semua perbutanNya”. Kemudian beliau melanjutkan, “Tauhid jenis ini tidaklah lepas dari dua perkara,
• Iman terhadap adanya Allah
• Ikrar/pengakuan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, Dialah Pemilik segala sesuatu, Dialah Dzat yang memberi rizki, Dialah Dzat yang menghidupkan dan mematikan, Dialah Dzat yang dapat memberikan kemanfaatan dan kemudhorotan, Dialah Dzat yang mengabulkan do’a, Dialah Dzat yang kepadaNya kembali segala urusan, Dialah Dzat yang di tanganNya lah segala kebaikan, Dialah Dzat yang kuasa atas segala sesuatu, Dialah Dzat yang menakdirkan segala perkara, Dialah Dzat yang mengatur semua urusan, Dialah Dzat yang tidak ada sekutu bagiNya atas semua hal di atas” .
Dalil akan adanya tauhid uluhiyah adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Segala puji yang diiringini dengan kecintaan dan pengagungan hanya milik Allah Rob Semesta Alam”. (QS : Al Fatihah [1] :1).
Demikian juga firman Allah 'azza wa jalla,
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
“Sesungguhnya Rob kalian adalah Rob yang menciptakan langit dan bumi”. (QS : Al A’rof [7] :45).
Demikian juga firman Robbuna 'azza wa jalla,
أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ
“Bukankah milik Allah seluruh mahluk dan seluruh ketentuan ”. (QS : Al A’rof [7] :45).
Dan nash-nash lain yang terdapat dalam Al Qur'an dan As Sunnah yang disana terdapat kata Rob (رَبِّ) atau disebutkan kekhususan rububiyah Allah semisal Pencipta, Pemberi rizki, Pemilik segala sesuatu, Pengatur dan lain sebagainya maka nash tersebut adalah dalil yang menunjukkan Rububiyah Allah..........
silahkan lihat link berikut untuk masuk ke isi tulisan ini
http://alhijroh.co.cc/aqidah/menatauhidkan-allah-tetapi-musyrik/

Tidak ada komentar: