Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, Semoga sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita, Nabi akhir zaman, Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa Sallam.
Masa muda adalah masa ketika anggota tubuh seseorang masih berfungsi sebagaimana mestinya, di saat badan belum bungkuk, semangat masih membara, dan keinginan masih kuat. Akan tetapi, ke manakah masa mudamu ‘kan kau habiskan? Apakah untuk bermaksiat, perkara yang tidak berguna, atau yang lainnya?
Islam adalah agama yang sempurna sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku sempurnakan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam sebagai agama bagimu”. (QS : Al Maidah [5] : 3).
Kesempurnaan ini mencakup sendi aqidah, syari’at (yang berupa hukum-hukum), sumbernya, dan apa yang ditunjukkan oleh Al Kitab dan As Sunnah[1]. Nah, salah satu kesempurnaan Islam adalah diaturnya bagaimana seharusnya masa muda kita habiskan agar kita mendapatkan kenikmatan yang tiada taranya yaitu surganya Allah ‘Azza wa Jalla. Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
« سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ……. »
“Ada tujuh golongan orang yang Allah berikan naungan pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya, [pertama] penguasa yang adil[2], [kedua] pemuda yang tumbuh berkembang dalam peribadatan kepada Robbnya….”[3].
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin Rohimahullah mengatakan bahwa “tujuh golongan yang dimaksudkan dalam hadits ini bukanlah merupakan pembatasan, melainkan masih ada golongan lain yang Allah berikan pada mereka naungan (pada hari kiamat, pen.). Ibnu Hajar Al Asqolani Asy Syafi’i Rohimahullah telah mengumpulkan kelompok lain yang juga mendapatkan naungan Allah (pada hari kiamat, pen.) dan Beliau Rohimahullah menambahkan sehingga menjadi sebanyak 20 kelompok orang”[4].
An Nawawi Rohimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan naungan Allah dalam hadits ini adalah naungan Arsy Allah, dan yang dimaksud dengan hari kiamat adalah hari di saat seluruh manusia akan berdiri menghadap Robbul ‘Alamin, ketika didekatkan matahari sehingga keadaan pada saat itu sangat panas namun mereka diberikan naungan Arsy yang pada saat itu tidak ada lagi naungan kecuali dengannya. Pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud dengan naungan Allah pada hadits ini adalah naungan surga yang berupa kenikmatan dan keadaan di dalamnya, sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla :
وَنُدْخِلُهُمْ ظِلاًّ ظَلِيلاً
“Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh (naungan) lagi nyaman[5]”.
(QS : An Nisaa’ [4] :57).[6]
Yang jelas kedua penjelasan di atas* menunjukkan betapa besar balasan bagi pemuda yang menghabiskan masa muda dalam rangka beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
selanjutnya silakan lihat di link berikut
http://alhijroh.co.cc/adab-akhlak/masa-mudaku-kemanakah-engkau-akan-kuhabiskan/
Sejarah Awal Tarekat dan Nama Aliran Tarekat
2 minggu yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar