Motto Santri :

Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilallahdi

Rabu, 21 April 2010

Metode Penetapan Tauhid dan Penafian/Peniadaan Kebalikannya dalam Al Qur'an

Kaidah Keenam
Metode Penetapan Tauhid dan Penafian/Peniadaan Kebalikannya dalam Al Qur'an

Isi Al Qur'an secara keseluruhan hampir-hampir merupakan penetapan terhadap tauhid dan penafian kebalikannya yaitu syirik. Allah 'azza wa jalla menetapkan tauhid uluhiyah dan memurnikan ibadah hanya kepada Allah yang tidak ada sekutu baginya pada banyak ayat dalam Al Qur'an. Allah 'azza wa jalla juga mengabarkan bahwasanya seluruh utusan Allah menyerukan kepada kaumnya agar hanya menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaNya–mentauhidkanNya, pent.-. Demikian juga seluruh rasul & kitab yang mereka bawa sepakat terhadap hal yang sangat dasar ini yang merupakan fondasi yang paling mendasar dari seluruh dasar. Barangsiapa yang tidak tunduk terhadap ajaran ini yaitu mengikhlaskan seluruh ibadah hanya kepada Allah maka seluruh amalannya adalah amalan yang bathil. Allah 'azza wa jalla berfirman,

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
"Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan hapuslah seluruh amalmu”.
(Az Zumar : 65).

Juga firman Allah 'azza wa jalla,

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan”. (Al An’am : 88).

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyerukan kepada hamba-hambanya agar menetapakan apa yang sesuai fitroh dan akal mereka yaitu, siapa yang Maha Esa dalam hal penciptaan, pengaturan, pemberi nikmat yang tampak dengan panca indra ataupun tidak maka tidaklah layak diibadahi kecuali hanya Dia. Sesungguhnya seluruh mahluk tidaklah ada pada mereka kemampuan untuk mencipta, memberikan kemanfaatan, mencegah marabahaya dan tidaklah mereka sanggup melakukan hal tersebut kecuali hanya Allah 'azza wa jalla semata. Allah Subhanahu wa Ta'ala menyeru mahluk-mahluknya kepada hal yang mendasar ini dengan cara memuji Dirinya yang Maha Mulia yang Dialah satu-satunya Dzat yang memiliki keesaan dengan berbagai sifatNya yang agung, mulia dan sempurna. Sesungguhnya Dzat hanya ada padaNya kesempurnaan mutlak yang tidak ada tandingan baginya adalah Dzat yang paling berhak/layak untuk diikhlaskan/dimurnikan seluruh amalan kapadaNya baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi. Allah menetapkan baginya tauhid ini baginya bahwasanya Dia adalah satu-satunya yang berhak menetapkan hukum. Maka janganlah seseorang menjadikan selain Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai hakim, baik itu hukum syar’i ataupun hukum yang berkiatan dengan balasan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman

إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ

“Keputusan/hukum itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia”. (Yusuf : 40).

Terkadang Allah menetapkan tauhid ini dengan menyebutkan kebaikan-kebaikan tauhid bahwasanya itulah agama yang satu yang wajib secara syar’i, akal dan fitroh terhadap semua hamba dan Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menyebutkan kejelekan-kejelekan syirik, keburukannya dan hilang/rusaknyanya akal sehat , agama, terbaliknya hati, kebimbangan hati dan kacaunya keadaan hati orang yang melakukan kesyirikan.

Terkadang Allah 'azza wa jalla menyerukan tauhid dengan menyebutkan balasan yang baik di dunia maupun di akhirat yang Allah kaitkan dengan tauhid serta kehidupan yang baik dalam tiga alam . Terkadang Allah juga menyebutkan kebalikannya yaitu syirik dengan balasan/akibat buruk yang Allah segerakan di dunia dan Allah tunda di akhirat bagi para pelakunya. Demikianlah Allah gambarkan keadaan mereka dengan sejelek-jelek akibat & keadaan.

Ringkasnya semua kebaikan yang disegerakan di dunia dan tertunda di akhirat maka sesungguhnya hal itu adalah buah dari tauhid. Demikian juga semual keburukan yang disegerakan di dunia dan tertunda di akhirat maka sesungguhnya itu merupakan buah dari kebalikannya yaitu syirik. Allahu A’lam.


Diterjemahkan Oleh Seorang Hamba yang Lemah, Yang Sangat Membutuhkan Ampunan RobbNya,


Aditya Budiman

selengkapnya lihat http://alhijroh.co.cc/aqidah/kaidah-keenam-metode-penetapan-tauhid-dan-penafianpeniadaan-kebalikannya-dalam-al-quran/

Tidak ada komentar: