Motto Santri :

Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilallahdi

Sabtu, 23 Oktober 2010

Hukum Memakai Toga untuk Wisuda (Jawaban Syaikh Muhammad Bazmul)

حكم لبس أرواب التخرج

Hukum memakai toga dalam rangka wisuda

سؤال : ما حكم لبس أرواب التخرج في حفل الخريجات ووضع القبعات على الرأس؟

Pertanyaan, “Apa hukum memakai baju toga wisuda dalam acara wisuda dan apa hukum memakai topi wisuda?”

الجواب : الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
أمّا بعد:
فإن وضع القبعات على الرأس على الهيئة التي تصنع عند الاحتفال بتخرج الطلاب ليس من لبس المسلمين، بل من نوع الألبسة التي فيها خصوصية بالكفار، ومعلوم النهي الشديد عن التشبه بهم فيما هو من خصائصهم!

Jawaban Syaikh Muhammad Bazmul, “Topi wisuda sebagaimana yang dipakai dalam berbagai acara wisuda tidaklah termasuk pakaian kaum muslimin bahkan termasuk pakaian khas orang-orang kafir. Telah kita maklumi bersama adanya ancaman keras dalam perbuatan menyerupai orang kafir dalam hal yang menjadi ciri khas mereka.

أخرج التــرمذي بإسناد حسن عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ: “أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا لَا تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ وَلَا بِالنَّصَارَى فَإِنَّ تَسْلِيمَ الْيَهُودِ الْإِشَارَةُ بِالْأَصَابِعِ وَتَسْلِيمَ النَّصَارَى الْإِشَارَةُ بِالْأَكُفِّ”

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dengan sanad yang berkualitas hasan dari Abdullah bin Amr bin al ‘Ash, Rasulullah bersabda, “Bukanlah umatku seorang yang menyerupai selain kami (baca:orang kafir). Janganlah kalian menyerupai Yahudi ataupun Nasrani karena sesungguhnya salam orang Yahudi itu berupa isyarat jari sedangkan salam orang Nasrani itu berupa isyarat telapak tangan”.

وأخرج أبـوداود في سننه في كتاب اللباس بإسناد حسن عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ”.

Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang berkualitas hasan dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang menyerupai sekelompok orang maka dia adalah bagian dari mereka”.

وهذه النصوص كافية في بيان التحريم الشديد للتشبه بالكفار.

Dalil-dalil di atas sudah cukup untuk menunjukkan betapa haramnya perbuatan menyerupai orang kafir.

وكذا تخصيص لبس الأرواب عند الاحتفال بالتخرج ليس هو من شأن المسلمين بل من شأن الكفار ـ فيما يظهر لي والله اعلم ـ فلا يجوز تخصيصه باللبس.

Demikian pula, mengkhususkan baju toga untuk acara wisuda bukanlah perilaku kaum muslimin, namun perilaku orang-orang kafir. Demikianlah pendapat kami. Oleh karena itu tidak boleh mengkhususkan pakaian toga untuk acara wisuda.

نعم لا بأس ـ إن شاء الله تعالى ـ من إظهار الفرح بالتخرج والاحتفال بذلك، لأنه من باب العادات والأصل فيها الإباحة،

Memang, tidaklah mengapa, insya Allah, mengekspresikan kegembiraan karena telah lulus atau mengadakan acara wisuda karena acara wisuda itu termasuk perkara non ibadah yang pada asalnya adalah diperbolehkan.

ما لم يقترن بشيء يخرجه عن الإباحة، من ذلك غير ما تقدم من التشبه بالكفار أن يتخذ في وقت معلوم كل سنة، فهذا صار كالعيد، أو يصاحب بعزف موسيقي أوغناء محرم أو بهما وهذا محرم، ونحو ذلك!

Dengan syarat dalam acara wisuda tersebut tidak mengandung hal-hal yang tidak dibolehkan di antaranya:

Pertama, perbuatan menyerupai orang kafir sebagaimana penjelasan di atas.

Kedua, acara wisuda tidak boleh dipatenkan pada waktu tertentu setiap tahunnya sehingga acara ini menjadi ied baru (di tengah-tengah umat Islam).

Ketiga, mengandung suara musik atau nyanyian yang haram apalagi nyanyian yang bercampur dengan alat musik. Tentu saja ini diharamkan.

Keempat, perbuatan-perbuatan haram selainnya.

هذا ما يظهر لي والله اعلم واحكم.
وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه وسلم.

Demikianlah pendapat pribadi saya. Wallahu a’lam”.

Sumber:

http://uqu.edu.sa/page/ar/101238

Jumat, 22 Oktober 2010

Wasiat Allah

Ada 2 wasiat Allah buat manusia:

1. Wasiat Khusus

Yaitu wasiat Allah yang disampaikan buat anak-anak Ibrahim melalui Nabi Ibrahim A.S.

Sebagaimana firman Allah:

"Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (QS. 2 : 132)

2. Wasiat Umum

Yaitu wasiat Allah untuk seluruh orang beriman, sebagaimana Firman Allah:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. 3 : 102)

Dalam 2 wasiat tersebut, Allah mewasiatkan agar kita jangan mati kecuali dalam memeluk agama Islam. Ayat-ayat ini juga bisa menjawab syubhat yang didengung-dengungkan oleh Kaum Liberal yang menyatakan semua agama sama. Kalo memang sama, kenapa Allah hanya menyuruh kita untuk memeluk agama Islam???

Berikut saya sampaikan 11 Keistimewaan Islam agar kita lebih yakin memeluk agama ini, dan tidak menjual aqidah kita hanya untuk mendapatkan nikmat dunia belaka. Naudzubillahi min dzalik.

1. Lafadz Islam diberikan langsung oleh Allah SWT.

Allah berfirman: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam..." (QS. 3 : 19). Hal ini berbeda dengan agama lain yang namanya berdasarkan nama orang, nama tempat, dan nama-nama lainnya yang berhubungan dengan agama itu. Misal Nasrani yang diambil dari nama tempat yaitu Nazareth, Budha berasal dari nama Sidharta Gautama Budha, dan lain sebagainya.

2. Islam menghapus seluruh dosa dan kesalahan bagi orang kafir yang masuk Islam.

Hal ini berdasarkan Firman Allah:

"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu : "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah tenhadap) orang-orang dahulu ." (QS. 8 : 38)

3. Islam menjadi sebab terhindar seseorang dari api neraka.

Rasulullah bersabda, "Tidak akan masuk Neraka barang siapa dalam hatinya ada iman walaupun seberat biji sawi." (HR. Muslim).

4. Islam adalah agama dalil.

Pada waktu jaman Rasulullah SAW masih hidup, setiap permasalahan selalu menunggu dalil atau wahyu dari Allah SWT. Islam bukan agama opini, dalam menafsirkan Al-Quran, kita diharuskan menafsirkan berdasarkan pemahaman para Sahabat yang langsung didapat dari Rasulullah SAW.

Diriwayatkan pula dari Jundab, dia berkata, Rasulullah bersabda, "Siapa saja yang berbicara mengenai Al Qur'an dengan pendapatnya sendiri kemudian benar maka ia tetap dianggap salah" (HR Abu Dawud, HR At Tirmidzi)

Apapun yang disampaikan oleh Rasulullah SAW pasti berdasarkan wahyu, karena Allah berfirman:

"Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya." (QS. 69 : 44-46)

5. Islam menghapus agama samawi yang lainnya.

Allah berfirman:

"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. 3 : 85)

6. Hukum Islam berlaku untuk semua lapisan umat.


Ada kisah wanita yang termasuk kaum berada yang mencuri yang tetap mendapat hukuman potong tangan.

Hadis yang diriwayatkan oleh penyusun hadis termasyhur yaitu Muslim, adalah sebagai berikut:

“Bersumber dari Aisyah isteri Nabi Saw, sesungguhnya orang-orang Quraisy dibingungkan oleh masalah seorang wanita Makhzumiyah yang kedapatan mencuri, sekalipun ia mengingkarinya. Mereka memperbincangkan, siapakah yang berani menyampaikan masalah ini kepada Rasulullah.

Dengan serentak mereka mengusulkan, ‘Tidak ada yang berani melakukan itu kecuali Usamah, orang yang dikasihi Rasulullah.’ Maka dibawalah wanita tersebut menghadap Baginda Rasul.

Mendengar permintaan pengecualian hukuman atas wanita itu, wajah Rasulullah berubah memerah. Beliau bersabda, ‘Jadi kamu ingin memintakan syafa’at terhadap salah satu hukum Allah?’ Usamah bin Zaid menjawab, “Maafkan aku wahai Rasulullah’.

Satu sore Rasulullah berdiri dan berpidato. Setelah memanjatkan puja puji kepada Allah sebagaimana mestinya, beliau kemudian bersabda, ‘Syahdan. Sesungguhnya yang membuat binasa orang-orang sebelum kamu ialah, manakala di antara mereka ada orang mulia yang mencuri, mereka membiarkannya saja. Tetapi jika orang lemah yang mencuri, maka segera dihukum. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, sesungguhnya aku apabila mendapati kenyataan Fatimah puteri Muhammad mencuri, maka akan aku potong tangannya’.Kemudian Rasulullah Saw tetap memerintahkan untuk memotong tangan wanita yang mencuri tersebut.

Yunus, ibnu Syihab, Urwah dan Aisyah berkata, ‘Setelah peristiwa itu wanita tadi lalu bertaubat dengan baik dan menikah. Satu hari dia datang menemuiku untuk minta tolong mengajukan hajat permintaannya kepada Rasulullah, dan aku penuhi permintaannya tersebut.’ “

7. Dalam Islam, orang yang khilaf atau lupa tidak dihukum.

Allah berfirman:

"...Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. 33 : 5)

8. Islam membahas semua urusan / perkara baik duniawi maupun ukhrowi.

Seluruh urusan dibahas oleh Islam secara detail. Bahkan urusan, maaf, buang air kecil pun juga di atur.

Pernah kaum musyrikin berkata kepada Salman Al Farisi radliallahu anhu: “Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai pun perkara adab buang hajat”. Salman menjawab: “Ya, beliau mengajarkan kami adab buang hajat”. (HR. Muslim no. 262)

9. Islam saja agama yang sempurna

Allah berfirman:

"... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..." (QS. 5 : 3)

10. Islam menghendaki kemudahan dan sesuai dengan kemampuan.

Allah berfirman:

"...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu..." (QS. 2 : 185)

11. Islam untuk semua umat.

Allah berfirman:

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. 21 : 107)

Hadits shahih Muslim :

Dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari radiyallahu’anh, ia berkata: Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda: “Aku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada seorang nabi sebelumku. Semua nabi sebelumku diutus hanya kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada semua manusia yang berkulit merah dan hitam. Dihalalkan bagiku harta rampasan perang yang tidak pernah dihalalkan kepada seorang pun sebelumku. Bumi diciptakan untukku dalam keadaan suci menyucikan dan sebagai mesjid. Barang siapa yang menemui waktu salat, maka salatlah di tempat ia berada. Aku diberi kemenangan dengan membuat takut musuh selama jarak perjalanan satu bulan. Dan aku juga diberi syafaat.“

Wallahu' alam bishawab.

Selasa, 19 Oktober 2010

Kejujuran: Harga Mati yang Harus Dipegang Para Pedagang

“… kebiasaan para pedagang adalah menipu dalam perniagaan, dan amat berambisi untuk menjual barang dagangannya dengan segala cara yang dapat mereka lakukan, diantaranya dengan sumpah palsu dan yang serupa…” (Al-Qadhi ‘Iyadh)

Pembaca mulia, apa yang dikatakan Al-Qadhi ‘Iyadh adalah fakta yang sering kita temui dalam keseharian hidup kita. Orang yang memulai bisnisnya dengan berdagang, akan sangat bernafsu memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Banyak cara yang dilakukannya untuk memuaskan ambisinya tersebut, mulai dengan menghancurkan aset kompetitor sampai meminta bantuan dukun. Namun, cara kotor sangat sering ditemui adalah berdusta.


Pembaca mulia, ketahuilah bahwa dalam Islam diajarkan bahwa kejujuran adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kejujuran harus senantiasa menjadi akhlak kita dalam setiap keadaan. Boleh jadi, sebagian pebisnis beranggapan bahwa sifat kejujuran hanya akan merugikan diri sendiri dan perusahaan yang dikelolanya.

Tidak! Sekali-kali janganlah kita tiru pebisnis semacam itu. Kita adalah seorang muslim yang wajib menjaga prinsip-prinsip Islam dalam seluruh aspek kehidupan kita. Maka, jika kita melihat para pebisnis yang lain, entah relasi kita atau para kompetitor menghiasi bisnisnya dengan cara-cara dusta, janganlah sampai kita ikut-ikutan cara mereka, tetapi jadikanlah diri kita sebagai penegak keadilan bagi mereka. Ini semata-mata karena kita adalah seorang pebisnis muslim, yang mengamalkan perintah Rabb-Nya yang berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلاَ تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.”
(Q.S. An-Nisa’: 135)


Oleh karena itu, kami berpesan kepada kami sendiri kemudian kepada para pembaca mulia, agar menjaga keistiqomahan kita dalam menjaga prinsip-prinsip ajaran Islam ketika berdagang. Hormati kompetitor kita. Bersainglah dengan cara yang Islami, terhormat dan elegan. Demikian pula, jagalah hak-hak konsumen kita. Hendaklah kita mengingat selalu pesan Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

« إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ مَنِ اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ ».

“… Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan kelak pada hari kiamat sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertaqwa kepada Allah, berbuat baik, dan berlaku jujur.”
(H.R At-Tirmidzi, no. 1254)


Referensi:
القرآن الكريم
محمد بن عيسى بن سَوْرة بن موسى بن الضحاك، الترمذي، أبو عيسى. سنن الترمذى
Badri, Muhammad Arifin. 1429/2008 M. Sifat Peniagaan Nabi. Cileungsi-Bogor: Pustaka Darul Ilmi.

http://www.kedai-pulsa.com/artikel/kejujuran-pedagang/