Motto Santri :

Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilallahdi

Minggu, 28 November 2010

Inilah Warisan Buatku dan Buatmu

Inilah Warisan Buatku dan Buatmu

Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam.

Mungkin diantara kita banyak yang sudah rajin mengaji, mempelajari agama. Namun tak jarang pula dari yang sekian banyak itu mengalami sindrom future/malas di tengah menuntut ilmu.

Maka untuk mengingatkan diriku dan dirimu wahai saudaraku, aku nukilkan kisah berikut sebagai renungan dan motivasi.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ : أَنَّهُ مَرَّ بِسُوْقِ الْمَدِيْنَةِ فَوَقَفَ عَلَيْهَا فَقَالَ يَا أَهْلَ السُّوْقِ مَا أَعْجِزْكُمْ ؟ قَالُوْا وَمَا ذَاكَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ ؟ قَالَ ذَاكَ مِيْرَاثُ رَسُوْلِ اللهِ يَقْسِمُ وَأَنْتُمْ هَا هُنَا لَا تَذَهَبُوْنَ ؟ فَتَأْخُذُوْنَ نَصِيْبَكُمْ مِنْهُ. قَالُوْا وَأَيْنَ هُوَ قَالَ فِيْ الْمَسْجِدِ فَخَرَجُوْا سُرَاعًا إِلَى الْمَسْجِدِ وَوَقَفَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ لَهُمْ حَتَّى رَجِعُوْا. فَقَالَ لَهُمْ مَا لَكُمْ ؟ قَالُوْا يَا أَبَا هُرَيْرَةَ فَقَدْ أَتَيْنَا الْمَسْجِدِ فَدَخَلْنَا فَلَمْ نَرَ فِيْهِ شَيْئًا يَقْسِمُ. فَقَالَ لَهُمْ أَبُوْ هُرَيْرَةَ أَمَا رَأَيْتُمْ فِيْ الْمَسْجِدِ أَحَدًا ؟ قَالُوا بَلَى, رَأَيْنَا قَوْمًا يُصَلُّونَ وَقَوْمًا يَقْرَأُوْنَ الْقُرْآنَ وَقَوْمًا يَتَذَاكَرُوْنَ الْحَلَالَ وَالْحَرَامَ. فَقَالَ لَهُمْ أَبُوْ هُرَيْرَةَ وَيَحْكُمُ, فَذَاكَ مِيْرَاث….

Dari Sahabat Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu, Sesungguhnya dia (Abu Huroiroh) pernah melewati sebuah pasar di Madinah, kemudian dia berhenti dan berkata, “Wahai para orang-orang yang ada di pasar…apa gerangan yang membuat kalian malas/lemah?” Maka orang –orang yang ada di pasar mengatakan, “Melemahkan atas apa wahai Abu Huroiroh?” Maka Abu Huroiroh mengatakan, “Mengapa kalian lemah/malas mengambil warisan Rosulullah, warisan beliau saat ini sedang dibagi-bagikan namun kalian malah tidak pergi mengambilnya? Ambillah bagian kalian..Kemudian mereka mengatakan, “Dimana pembagian warisan itu wahai Abu Huroiroh?” Abu Huroiroh pun mengatakan, “Di masjid”. Maka merekapun menuju masjid dengan langakah yang cepat sedangkan Abu Huroiroh tetap berada di tempatnya sampai kemudian mereka kembali ke Abu Huroiroh. Abu Huroirohpun mengatakan, “Kenapa kalian (kok kembali lagipent.)?” Mereka mengatakan, “Wahai Abu Huroiroh sungguh kami telah mendatangi masjid, kamipun telah masuk namun kami tidak melihat suatu apapun yang dibagikan”. Abu Huroiroh mengatakan, “Apakan kalian tidak melihat seorangpun di masjid?” Mereka mengatakan, “Tentu kami melihat ada orang di masjid, ada sekelompok orang-orang yang sedang sholat, ada kelompok yang sedang membaca Al Qur’an, ada sekelompok lainnya memebicarakan hukum tentang halal dan haram (mengkaji hukum-hukum fiqh)”. Maka Abu Huroiroh mengatakan, “Betapa kasihannya kalian, itulah warisan Rosulullah shollallahu ‘alaihi was sallam”[1].

Mudah-Mudahan kita bisa mengambil faidah dari kisah di atas.

Ketika dinginnya subuh menyelimuti sekitarku,

Aditya Budiman bin Usman

24 November 2010 M.
http://alhijroh.net/adab-akhlak/inilah-warisan-buatku-dan-buatmu/

Kamis, 25 November 2010

Kumpulan Skripsi/Tesis Lengkap Termurah Mulai Rp 100 ribu (Gratis Ongkir)

Jual Skripsi Per Jurusan Hanya Rp 50.000 dan Tesis Per Jurusan Hanya Rp 100.000 (GRATIS Ongkos Kirim)


Skripsi/Tesis Full (Bab 1 – 5 )+ Free Ongkos Kirim (Paket CD)

  • Skripsi lengkap Akuntansi (219 skripsi)
  • Skripsi lengkap Bahasa Sastra Inggris (78 skripsi)
  • Skripsi lengkap Ekonomi-Ekonomi Islam (183 skripsi)
  • Skripsi lengkap Elektro (76 skripsi)
  • Skripsi lengkap Hukum (126 skripsi)
  • Skripsi lengkap Kesehatan Masyarakat (108 skripsi)
  • Skripsi lengkap Manajemen (109 skripsi)
  • Skripsi lengkap Olahraga (67 skripsi)
  • Skripsi lengkap PGKSD/PGSD (125 skripsi)
  • Skripsi lengkap Sejarah (57 skripsi)
  • Skripsi lengkap Statistika (68 skripsi)
  • Skripsi lengkap Pendidikan Bahasa Inggris (104 skripsi)
  • Skripsi lengkap Pendidikan Bahasa Indonesia (58 skripsi)
  • Skripsi lengkap Pendidikan Biologi (52 skripsi)
  • Skripsi lengkap Pendidikan Ekonomi (88 skripsi)
  • Skripsi lengkap Pendidikan Matematika (237 skripsi)
  • Skripsi lengkap Pendidikan Olahraga (164 skripsi)
  • Skripsi lengkap PPKN (65 skripsi)
  • Skripsi lengkap Psikologi (60 skripsi)
  • Skripsi lengkap Teknik Mesin (121 skripsi)
  • Skripsi lengkap Tata Boga dan Tata Busana (82 skripsi)
  • Skripsi lengkap Tarbiyah (pai-manajemen pendidikan) (81 skripsi)
  • Skripsi lengkap Teknik Informatika (TI) (ilmu komputer-manajemen informatika-sistem informasi) (145 skripsi)
  • Tesis lengkap Manajemen (Manajemen SDM, Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran) (156 tesis)

Tiap Jurusan Berisi di atas 50 skripsi/tesis komplet Bab 1-5.

HARGA PER JURUSAN HANYA RP. 50.000,- (untuk SKRIPSI) dan RP 100.000,- (untuk TESIS) (GRATIS ONGKOS Kirim)

PEMBAYARAN BISA MELALUI
Transfer Rekening MANDIRI

CARA PESAN
SMS ke 081901729052 atau lewat email maw_simpleboy@yahoo.co.id

Pesanan langsung dikirim setelah dana transfer diterima. Pengiriman Menggunakan TIKIJNE/ TIKI/ PT POS INDONESIA

Perhatian: skripsi di sini hanya dimaksudkan sebagai bahan referensi.

Koleksi laen yang masih disimpen karena belum sampe minimal 50 buah
SKRIPSI
1. Skripsi lengkap Arsitektur
2. Skripsi lengkap Bahasa Indonesia
3. Skripsi lengkap Bahasa Jawa
4. Skripsi lengkap Bahasa Jepang
5. Skripsi lengkap Bahasa Perancis
6. Skripsi lengkap Biologi
7. Skripsi lengkap Bimbingan Konseling
8. Skripsi lengkap Fisika
9. Skripsi lengkap Geografi
10. Skripsi lengkap Kimia
11. Skripsi lengkap Kurikulum Teknologi Pendidikan
12. Skripsi lengkap Matematika
13. Skripsi lengkap PGTK
14. Skripsi lengkap Pendidikan Luar Sekolah
15. Skripsi lengkap Psikologi
16. Skripsi lengkap Seni drama tari musik
17. Skripsi lengkap Sosiologi Antropologi
18. Skripsi lengkap Pendidikan Bahasa Jawa
19. Skripsi lengkap Pendidikan Biologi
20. Skripsi lengkap Pendidikan Fisika
21. Skripsi lengkap Pendidikan Kimia
22. Skripsi lengkap Pendidikan Teknik Elektro
23. Skripsi lengkap Teknik Sipil
24. Skripsi lengkap Teknik Informatika (TI)
25. Dan laen-laen

TESIS
26. Tesis lengkap Administrasi Publik
27. Akuntansi
28. Biologi
29. Farmasi
30. Studi Islam
31. Kedokteran
32. Fisika
33. Matematika
34. Kesehtan Masyarakat
35. Kesehatan
36. Studi Pembangunan
37. Penyuluhan Pembangunan
38. Pengelolaaan SDA
39. Kenotariatan
40. Hukum
41. Biomedik
42. Kimia
43. Manajemen
44. Agronomi
45. Teknik Industri
46. Teknik Kimia'
47. Teknik Mesin

DISERTASI
46. Ekonomi
47. Teknik Sipil

Tapi tetep bisa pesen dulu. Begitu koleksi sampai minimum 50 skripsi, langsung saya hubungi.

Pesan Sekarang!

SMS ke 081901729052 atau email ke: maw_simpleboy@yahoo.com




Kamis, 04 November 2010

Takutmu Akan Berbuah Kasih Sayang

egala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam.
Alhamdulillah tertutur dari penulis, ini merupakan artikel baru setelah sekian lama blog ini agak vacum karena terlahang masalah akademik diperkuliahan. Namun alhamdulillah urusan tersebut sudah bisa terlaksana.
Pembaca sekalian –semoga Allah merahmati kita semua-, sudah menjadi sebuah hal yang sering kita temui dalam ayat-ayat Al Qur'an, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengakhiri ayat-ayatNya dengan nama dan shifatNya yang mulia. Maka sudah barang tentulah hal ini mengandung hikmah yang amat sangat dari Dzat Yang Maha Hikmah untuk kita tadabburi. Diantaranya adalah dalam firman Allah 'Azza wa Jalla dalam sebuah surat yang amat populer di negri kita ini yaitu surat Yaasiin,
إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ
“Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang khosyah kepada Dzat Yang Maha Rohmah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. ". (QS : Yaasiin [36] : 11).
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengaitkan shifat hamba yang khosyah kepadaNya dengan salah satu nama Allah yang mulia yaitu Ar Rohman. Khosyah secara bahasa arab berarti takut. Namun Allah 'Azza wa Jalla membedakan antara khouf dan khosyah yang secara bahasa artinya sama-sama takut, dalam firmanNya,
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang berilmu/ulama’ dari hamba Allah yang takut kepadaNya ”.(QS. Fathir [35] : 28).
Allah menyatakan bahwa hanya orang-orang yang berilmu/ulama’ yang memiliki shifat khosyah kepada Allah. Maka hal ini menunjukkan bahwa khosyah adalah rasa takut hamba yang disebabkan ilmunya terhadap hal yang ditakuti.
Jika hal di atas telah kita pahami maka kita kembali ke ayat Allah di surat Yaasiin ayat 11. Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rohimahullah mengatakan dalam tafsir beliau untuk surat yaasiin (yang hakikatnya adalah Syarh Beliau untuk surat Yaasiin Tafsir Jalalain),
“Allah Subhanahu wa Ta'ala memilih nama Ar Rohman untuk ayat ini dan bukan lafadz jalalah Allah (salah satu hikmahnya adalah) karena manusia yang khosyah kepada Allah mereka takut kepada Allah karena di dasari ilmu. Maka Allah membuat orang yang khosyah kepadaNya tenang karena sesungguhnya Dzat yang mereka takuti/ khosyah kepadaNya adalah Dzat Yang Maha Rohmah. Sehingga semakin besar rasa khosyah/takut mereka kepada Allah maka semakin besar juga rohmah/sayang Allah kepada mereka. Hal ini karena Allah adalah Dzat yang jika manusia khosyah/takut padaNya maka Allah akan merahmati mereka” .
Sehingga orang yang benar-benar khosyah kepada Allah pasti akan melaksanakan perintah Allah semaksimal kemampuannya dan akan menjauhi semua larangan Allah. Maka ketika dia melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah, hendaklah ia tanamkan dalam hatinya sekuat-kuatnya bahwa perintah yang perintahkan hambaNya untuk melaksanakannya dan larangan yang Allah larang hambaNya darinya, salah satu sebabnya adalah karena rohmah dan kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya.
Allahu a’lam, mudah-mudahan hal ini bisa menjadi renungan yang berbuah amal bagi penulis dan pembaca sekalian.

26 Dzul Qo’dah 1431 H/03 Novemver 2010
Al Faqiir ilaa Maghfiroti Robbih,
Aditya Budiman bin Usman

http://alhijroh.net/aqidah/takutmu-akan-berbuah-kasih-sayang/

Sabtu, 23 Oktober 2010

Hukum Memakai Toga untuk Wisuda (Jawaban Syaikh Muhammad Bazmul)

حكم لبس أرواب التخرج

Hukum memakai toga dalam rangka wisuda

سؤال : ما حكم لبس أرواب التخرج في حفل الخريجات ووضع القبعات على الرأس؟

Pertanyaan, “Apa hukum memakai baju toga wisuda dalam acara wisuda dan apa hukum memakai topi wisuda?”

الجواب : الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
أمّا بعد:
فإن وضع القبعات على الرأس على الهيئة التي تصنع عند الاحتفال بتخرج الطلاب ليس من لبس المسلمين، بل من نوع الألبسة التي فيها خصوصية بالكفار، ومعلوم النهي الشديد عن التشبه بهم فيما هو من خصائصهم!

Jawaban Syaikh Muhammad Bazmul, “Topi wisuda sebagaimana yang dipakai dalam berbagai acara wisuda tidaklah termasuk pakaian kaum muslimin bahkan termasuk pakaian khas orang-orang kafir. Telah kita maklumi bersama adanya ancaman keras dalam perbuatan menyerupai orang kafir dalam hal yang menjadi ciri khas mereka.

أخرج التــرمذي بإسناد حسن عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ: “أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا لَا تَشَبَّهُوا بِالْيَهُودِ وَلَا بِالنَّصَارَى فَإِنَّ تَسْلِيمَ الْيَهُودِ الْإِشَارَةُ بِالْأَصَابِعِ وَتَسْلِيمَ النَّصَارَى الْإِشَارَةُ بِالْأَكُفِّ”

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dengan sanad yang berkualitas hasan dari Abdullah bin Amr bin al ‘Ash, Rasulullah bersabda, “Bukanlah umatku seorang yang menyerupai selain kami (baca:orang kafir). Janganlah kalian menyerupai Yahudi ataupun Nasrani karena sesungguhnya salam orang Yahudi itu berupa isyarat jari sedangkan salam orang Nasrani itu berupa isyarat telapak tangan”.

وأخرج أبـوداود في سننه في كتاب اللباس بإسناد حسن عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ”.

Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad yang berkualitas hasan dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang menyerupai sekelompok orang maka dia adalah bagian dari mereka”.

وهذه النصوص كافية في بيان التحريم الشديد للتشبه بالكفار.

Dalil-dalil di atas sudah cukup untuk menunjukkan betapa haramnya perbuatan menyerupai orang kafir.

وكذا تخصيص لبس الأرواب عند الاحتفال بالتخرج ليس هو من شأن المسلمين بل من شأن الكفار ـ فيما يظهر لي والله اعلم ـ فلا يجوز تخصيصه باللبس.

Demikian pula, mengkhususkan baju toga untuk acara wisuda bukanlah perilaku kaum muslimin, namun perilaku orang-orang kafir. Demikianlah pendapat kami. Oleh karena itu tidak boleh mengkhususkan pakaian toga untuk acara wisuda.

نعم لا بأس ـ إن شاء الله تعالى ـ من إظهار الفرح بالتخرج والاحتفال بذلك، لأنه من باب العادات والأصل فيها الإباحة،

Memang, tidaklah mengapa, insya Allah, mengekspresikan kegembiraan karena telah lulus atau mengadakan acara wisuda karena acara wisuda itu termasuk perkara non ibadah yang pada asalnya adalah diperbolehkan.

ما لم يقترن بشيء يخرجه عن الإباحة، من ذلك غير ما تقدم من التشبه بالكفار أن يتخذ في وقت معلوم كل سنة، فهذا صار كالعيد، أو يصاحب بعزف موسيقي أوغناء محرم أو بهما وهذا محرم، ونحو ذلك!

Dengan syarat dalam acara wisuda tersebut tidak mengandung hal-hal yang tidak dibolehkan di antaranya:

Pertama, perbuatan menyerupai orang kafir sebagaimana penjelasan di atas.

Kedua, acara wisuda tidak boleh dipatenkan pada waktu tertentu setiap tahunnya sehingga acara ini menjadi ied baru (di tengah-tengah umat Islam).

Ketiga, mengandung suara musik atau nyanyian yang haram apalagi nyanyian yang bercampur dengan alat musik. Tentu saja ini diharamkan.

Keempat, perbuatan-perbuatan haram selainnya.

هذا ما يظهر لي والله اعلم واحكم.
وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه وسلم.

Demikianlah pendapat pribadi saya. Wallahu a’lam”.

Sumber:

http://uqu.edu.sa/page/ar/101238

Jumat, 22 Oktober 2010

Wasiat Allah

Ada 2 wasiat Allah buat manusia:

1. Wasiat Khusus

Yaitu wasiat Allah yang disampaikan buat anak-anak Ibrahim melalui Nabi Ibrahim A.S.

Sebagaimana firman Allah:

"Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (QS. 2 : 132)

2. Wasiat Umum

Yaitu wasiat Allah untuk seluruh orang beriman, sebagaimana Firman Allah:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. 3 : 102)

Dalam 2 wasiat tersebut, Allah mewasiatkan agar kita jangan mati kecuali dalam memeluk agama Islam. Ayat-ayat ini juga bisa menjawab syubhat yang didengung-dengungkan oleh Kaum Liberal yang menyatakan semua agama sama. Kalo memang sama, kenapa Allah hanya menyuruh kita untuk memeluk agama Islam???

Berikut saya sampaikan 11 Keistimewaan Islam agar kita lebih yakin memeluk agama ini, dan tidak menjual aqidah kita hanya untuk mendapatkan nikmat dunia belaka. Naudzubillahi min dzalik.

1. Lafadz Islam diberikan langsung oleh Allah SWT.

Allah berfirman: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam..." (QS. 3 : 19). Hal ini berbeda dengan agama lain yang namanya berdasarkan nama orang, nama tempat, dan nama-nama lainnya yang berhubungan dengan agama itu. Misal Nasrani yang diambil dari nama tempat yaitu Nazareth, Budha berasal dari nama Sidharta Gautama Budha, dan lain sebagainya.

2. Islam menghapus seluruh dosa dan kesalahan bagi orang kafir yang masuk Islam.

Hal ini berdasarkan Firman Allah:

"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu : "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah tenhadap) orang-orang dahulu ." (QS. 8 : 38)

3. Islam menjadi sebab terhindar seseorang dari api neraka.

Rasulullah bersabda, "Tidak akan masuk Neraka barang siapa dalam hatinya ada iman walaupun seberat biji sawi." (HR. Muslim).

4. Islam adalah agama dalil.

Pada waktu jaman Rasulullah SAW masih hidup, setiap permasalahan selalu menunggu dalil atau wahyu dari Allah SWT. Islam bukan agama opini, dalam menafsirkan Al-Quran, kita diharuskan menafsirkan berdasarkan pemahaman para Sahabat yang langsung didapat dari Rasulullah SAW.

Diriwayatkan pula dari Jundab, dia berkata, Rasulullah bersabda, "Siapa saja yang berbicara mengenai Al Qur'an dengan pendapatnya sendiri kemudian benar maka ia tetap dianggap salah" (HR Abu Dawud, HR At Tirmidzi)

Apapun yang disampaikan oleh Rasulullah SAW pasti berdasarkan wahyu, karena Allah berfirman:

"Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya." (QS. 69 : 44-46)

5. Islam menghapus agama samawi yang lainnya.

Allah berfirman:

"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. 3 : 85)

6. Hukum Islam berlaku untuk semua lapisan umat.


Ada kisah wanita yang termasuk kaum berada yang mencuri yang tetap mendapat hukuman potong tangan.

Hadis yang diriwayatkan oleh penyusun hadis termasyhur yaitu Muslim, adalah sebagai berikut:

“Bersumber dari Aisyah isteri Nabi Saw, sesungguhnya orang-orang Quraisy dibingungkan oleh masalah seorang wanita Makhzumiyah yang kedapatan mencuri, sekalipun ia mengingkarinya. Mereka memperbincangkan, siapakah yang berani menyampaikan masalah ini kepada Rasulullah.

Dengan serentak mereka mengusulkan, ‘Tidak ada yang berani melakukan itu kecuali Usamah, orang yang dikasihi Rasulullah.’ Maka dibawalah wanita tersebut menghadap Baginda Rasul.

Mendengar permintaan pengecualian hukuman atas wanita itu, wajah Rasulullah berubah memerah. Beliau bersabda, ‘Jadi kamu ingin memintakan syafa’at terhadap salah satu hukum Allah?’ Usamah bin Zaid menjawab, “Maafkan aku wahai Rasulullah’.

Satu sore Rasulullah berdiri dan berpidato. Setelah memanjatkan puja puji kepada Allah sebagaimana mestinya, beliau kemudian bersabda, ‘Syahdan. Sesungguhnya yang membuat binasa orang-orang sebelum kamu ialah, manakala di antara mereka ada orang mulia yang mencuri, mereka membiarkannya saja. Tetapi jika orang lemah yang mencuri, maka segera dihukum. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, sesungguhnya aku apabila mendapati kenyataan Fatimah puteri Muhammad mencuri, maka akan aku potong tangannya’.Kemudian Rasulullah Saw tetap memerintahkan untuk memotong tangan wanita yang mencuri tersebut.

Yunus, ibnu Syihab, Urwah dan Aisyah berkata, ‘Setelah peristiwa itu wanita tadi lalu bertaubat dengan baik dan menikah. Satu hari dia datang menemuiku untuk minta tolong mengajukan hajat permintaannya kepada Rasulullah, dan aku penuhi permintaannya tersebut.’ “

7. Dalam Islam, orang yang khilaf atau lupa tidak dihukum.

Allah berfirman:

"...Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. 33 : 5)

8. Islam membahas semua urusan / perkara baik duniawi maupun ukhrowi.

Seluruh urusan dibahas oleh Islam secara detail. Bahkan urusan, maaf, buang air kecil pun juga di atur.

Pernah kaum musyrikin berkata kepada Salman Al Farisi radliallahu anhu: “Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai pun perkara adab buang hajat”. Salman menjawab: “Ya, beliau mengajarkan kami adab buang hajat”. (HR. Muslim no. 262)

9. Islam saja agama yang sempurna

Allah berfirman:

"... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..." (QS. 5 : 3)

10. Islam menghendaki kemudahan dan sesuai dengan kemampuan.

Allah berfirman:

"...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu..." (QS. 2 : 185)

11. Islam untuk semua umat.

Allah berfirman:

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. 21 : 107)

Hadits shahih Muslim :

Dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari radiyallahu’anh, ia berkata: Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda: “Aku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada seorang nabi sebelumku. Semua nabi sebelumku diutus hanya kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada semua manusia yang berkulit merah dan hitam. Dihalalkan bagiku harta rampasan perang yang tidak pernah dihalalkan kepada seorang pun sebelumku. Bumi diciptakan untukku dalam keadaan suci menyucikan dan sebagai mesjid. Barang siapa yang menemui waktu salat, maka salatlah di tempat ia berada. Aku diberi kemenangan dengan membuat takut musuh selama jarak perjalanan satu bulan. Dan aku juga diberi syafaat.“

Wallahu' alam bishawab.

Selasa, 19 Oktober 2010

Kejujuran: Harga Mati yang Harus Dipegang Para Pedagang

“… kebiasaan para pedagang adalah menipu dalam perniagaan, dan amat berambisi untuk menjual barang dagangannya dengan segala cara yang dapat mereka lakukan, diantaranya dengan sumpah palsu dan yang serupa…” (Al-Qadhi ‘Iyadh)

Pembaca mulia, apa yang dikatakan Al-Qadhi ‘Iyadh adalah fakta yang sering kita temui dalam keseharian hidup kita. Orang yang memulai bisnisnya dengan berdagang, akan sangat bernafsu memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Banyak cara yang dilakukannya untuk memuaskan ambisinya tersebut, mulai dengan menghancurkan aset kompetitor sampai meminta bantuan dukun. Namun, cara kotor sangat sering ditemui adalah berdusta.


Pembaca mulia, ketahuilah bahwa dalam Islam diajarkan bahwa kejujuran adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kejujuran harus senantiasa menjadi akhlak kita dalam setiap keadaan. Boleh jadi, sebagian pebisnis beranggapan bahwa sifat kejujuran hanya akan merugikan diri sendiri dan perusahaan yang dikelolanya.

Tidak! Sekali-kali janganlah kita tiru pebisnis semacam itu. Kita adalah seorang muslim yang wajib menjaga prinsip-prinsip Islam dalam seluruh aspek kehidupan kita. Maka, jika kita melihat para pebisnis yang lain, entah relasi kita atau para kompetitor menghiasi bisnisnya dengan cara-cara dusta, janganlah sampai kita ikut-ikutan cara mereka, tetapi jadikanlah diri kita sebagai penegak keadilan bagi mereka. Ini semata-mata karena kita adalah seorang pebisnis muslim, yang mengamalkan perintah Rabb-Nya yang berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلاَ تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.”
(Q.S. An-Nisa’: 135)


Oleh karena itu, kami berpesan kepada kami sendiri kemudian kepada para pembaca mulia, agar menjaga keistiqomahan kita dalam menjaga prinsip-prinsip ajaran Islam ketika berdagang. Hormati kompetitor kita. Bersainglah dengan cara yang Islami, terhormat dan elegan. Demikian pula, jagalah hak-hak konsumen kita. Hendaklah kita mengingat selalu pesan Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

« إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ مَنِ اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ ».

“… Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan kelak pada hari kiamat sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertaqwa kepada Allah, berbuat baik, dan berlaku jujur.”
(H.R At-Tirmidzi, no. 1254)


Referensi:
القرآن الكريم
محمد بن عيسى بن سَوْرة بن موسى بن الضحاك، الترمذي، أبو عيسى. سنن الترمذى
Badri, Muhammad Arifin. 1429/2008 M. Sifat Peniagaan Nabi. Cileungsi-Bogor: Pustaka Darul Ilmi.

http://www.kedai-pulsa.com/artikel/kejujuran-pedagang/

Senin, 27 September 2010

Sebuah Hal yang Besar yang Sering Kita Abaikan

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, washolatu wassalamu ‘ala Nabiyina Muhammmad shallallahu ‘alaihi was sallam, amma ba’du,

Sebuah hal yang sering kita alami atau sering bersama kita sering terluput dari pikiran kita. Semisal nikmat yang Allah berikan kepada kita berupa badan yang sehat, sering sekali kita tidak mensyukuri nikmat tersebut sehingga jatuhlah kita dalam kufur nikmat kepada Allah ‘Azza wa Jalla berupa berbuat maksiat semisal pacaran, dan seterusnya. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegaskan dalam firmanNya,

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Sungguh jika kalian bersyukur akan Aku (Allah) tambah nikmatKu kepada kalian, namun apabila kalian kufur terhadap nikmatKu ingatlah sesungguhnya adzabKu amat pedih”. (QS : Ibrohim [14] : 7).

Maka hal yang sama juga tak jarang sebagian kita tidak menyadari bahwa urusan istinja’ dan berusaha agar tidak terlihat orang lain ketika buang air merupakan urusan yang besar dalam islam, dalam pandangan Allah ‘Azza wa Jalla dan Nabi junjungan dan teladan kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

“Dan pakaianmu maka bersihkanlah”. (QS : Al Mudatsir [74] : 4).

Salah satu penafsiran ayat ini sebagaimana yang dinukil Al Imam Ibnu Katsir Asy Syafi’i dalam kitab tafsirnya, “Ibnu Juraij rohimahullah mengatakan dari Atho rohimahullah dari Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhuma firman Allah (وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ) dalam perkataan orang arab berarti bersihkanlah pakaianmu[1]. Maka ayat ini menunjukkan wajibnya membersihkan pakaian kita dari najis karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam agar membersihkan pakaian beliau bahkan perintah ini merupakan salah satu ayat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala wahyukan kepada beliau shallallahu ‘alaihi was sallam ketika diangkat menjadi rosul, dan sebuah hal yang sudah kita ketahui bersama bahwa hukum asal perintah bagi Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam merupakan perintah kepada ummatnya,
selengkapnya silakan lihat di
http://alhijroh.net/adab-akhlak/sebuah-hal-yang-besar-yang-sering-kita-abaikan/

Wanita… Andai Kau Sadar Betapa Mahalnya Dirimu….

ذئب آخر..” كان من شباب الخلاعة واللهو، علم أن المنزل الذي يجاور منزله يشتمل علي فتاة حسناء من ذوات الثراء والنعمة والرفاهية والرغد، فرنا إليها النظرة الأولى فتعلقها، فكررها أخرى ، فبلغت منه، فتراسلا، ثم تزاورا، ثم افترقا، وقد ختمت روايتهما بما تختتم به كل رواية غرامية يمثلها أبناء آدم وحواء علي مسرح هذا الوجود، عادت الفتاة تحمل بين جانبيها هما يضطرم في فؤادها، وجنيناً يضطرب في أحشائها، وقد يكون لها إلي كتمان الأول سبيل، أما الثاني فسر مذاع وحديث مشاع ، إن اتسعت له الصدور، فلا تتسع له البطون، وإن ضن به اليوم فلا يضن به الغد........

“….Selanjutnya, inilah kisah serigala lain. Ia adalah laki-laki bejat dan suka bermain-main. Ia mengetahui bahwa tidak jauh dari rumahnya terdapat seorang gadis yang sempurna dari sisi kepemilikan harta, kebahagiaan, kemewahan, dan kesejahteraan hidup. Ia menatap gadis itu dengan pandangan pertama, ia pun terpikat dengannya sehingga ia berkali-kali memandangi dirinya. Maka, pandangannya pun sampai di hati si gadis. Akhirnya, mereka saling berkirim surat, lalu saling bertemu, kemudian berpisah.

Kisah mereka berdua berakhir seperti halnya kisah-kisah asmara lain yang diperankan anak cucu adam di atas pentas dunia ini. Kini, gadis itu menangggung duka nestapa di hati dan janin yang di dalam perutnya. Pada mulanya, ia bisa menyembunyikan kehamilan itu, namun selanjutnya berita kehamilannya tersebar luas. Meski dadanya masih lapang, namun tidak begitu dengan perutnya. Meski hari ini janin itu bisa disembunyikan, namun tidak dengan keesokan harinya............

((artikel terlalu panjang, silakan lihat selengkapnya di
http://al-ashree.com/artikel/betapa-mahal-wanita/ ))

Salafiy atau Murji’ah....

Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam.
Sering kita mendengar ucapan atau perkataan orang yang mengatakan bahwa, “Amalan keta’atan merupakan buah dari adanya tashdiq/iman dalam hati”. Apakah perkataan semisal ini merupakan buah dari aqidah murji’ah atau bahkan aqidah murji’ah itu sendiri sehingga orang yang mengatakan hal demikian keluar dari manhaj ahlus sunnah wal jama’aha atau tidak ?! Maka tak jarang kita temukan sebagian orang yang –Allahu a’lam-terlalu bersemangat dalam masalah memisahkan antara ahlus sunnah dan ahlul bida’ -dalam hal ini murji’ah- langsung memvonis orang yang punya perkataan demikian yaitu “Amalan keta’atan merupakan buah dari adanya tashdiq/iman dalam hati” langsung keluar dari barisan ahlus sunnah dan tidak lagi salafiy.
Untuk meluruskan masalah ini maka marilah kita lihat sejenak apa yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim bin Taimiyah rohimahullah.
“Perkataan orang yang mengatakan bahwa amalan keta’atan merupakan buah dari adanya tashdiq/iman dalam hati (maka) hal ini memiliki dua kemungkinan,
[Pertama] Apabila yang dimaksudkan dari perkataan tersebut bahwa amalan keta’atan merupakan konsekwensi realistis terhadap adanya tashdiq dalam hati yang berarti jika iman ada dalam hati maka pastilah ada amalan keta’atan. Maka kalimat/perkataan di atas benar dan inilah manhaj salafiy yaitu manhaj ahlus sunnah.
[Kedua] Apabila yang dimaksudkan dari perkataan tersebut bahwa iman/tashdiq dalam hati merupakan sebab adanya amalan keta’atan yang berarti bahwa iman yang ada dalam hati itu merupakan iman yang sempurna walaupun tidak ada amalan keta’atan (sama sekali) maka ini adalah pendapat murji’ah dari jahmiyah dan dari golongan lainnya .
Maka dari hal di atas terlihat jelas bagaimana sikap ulama’ ahlus sunnah menyikapi perkataan “Perkataan orang yang mengatakan bahwa amalan keta’atan merupakan buah dari adanya tashdiq/iman dalam hati” dan demikianlah adab para ulama ahlus sunnah dalam mengkritik sebuah perkataan. Allahu A’lam. Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
silakan lihat http://alhijroh.net/aqidah/salafiy-atau-murji%E2%80%99ah/

Minggu, 22 Agustus 2010

Jumat, 20 Agustus 2010

Kapan Malam Lailatul Qadr?

Surah al-Qadr yang diturunkan di Mekkah setelah hijrahnya Nabi ke Madinah itu hanya berjumlah lima ayat, isinya berkisar tentang suatu malam yang dijanjikan yang didokumentasikan alam dengan gempita. Suatu malam komunikasi antara bumi dengan mala’ul a’la. Malam dimulai turunnya al Quran pada kalbu Muhammad SAW. Malam agung yang tak ada duanya di persada alam, keagungannya, tanda-tandanya, dan efeknya bagi seluruh kehidupan manusia. Keagungan yang tak bisa dideteksi nalar: “Sesungguhnya Kami turunkan ia di Malam Qadr. Tahukah kamu apa itu Malam Qadr? Malam Qadr itu lebih baik dari seribu bulan” (Al-Qadr: 1-3)

Teks alQuran yang selama nya akan menerangi alam semesta ini,ada satu malam yang didalamnya terdapat keberkahan yang sangat luas, malam itu berada disalah satu dari malam bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Dalam riwayat Ibnu Ishak, bahwa wahyu pertama pada awal surat al-Alaq juga pada bulan Ramadhan. Rasulullah SAW, saat itu, sedang bertahannus di gua Hira.

Banyak sekali hadis yang berbicara mengenai malam seribu bulan ini.

Apa malam lailatul qadr ini? kita semua akan bertanya-tanya,Sesuai dengan derivasi ‘qadr’ yang mengandung banyak arti, secara etimologis qadr diartikan taqdir (kepastian). Adapula yang mengartikan tadbir (perenungan). Bisa juga berarti qimmah (supremasi) atau maqam (posisi). Kedua makna terakhir ini yang paling selaras dengan dahsyatnya malam Lailatul Qadr, peristiwa turunnya al-Quran, wahyu dan risalah. Tak ada satupun yang lebih besar dan lebih hebat dari malam itu. Tak ada sesuatupun yang bisa menunjukkan keagungan Tuhan pada diri seorang hamba.

Mengenai waktu terjadinya Lailatul Qadr, para ulama beragam pendapat. Ibnu Hajar menyebutkan lebih dari 40 pendapat. Namun, bila kita membaca hadits-hadits Nabi SAW, dapat kita simpulkan sebagai berikut :
~ Lailatul Qadr terjadi setiap tahun di bulan suci Ramadhan, terutama pada malam-malam
sepuluh hari terakhir ketika Rasulullah SAW melakukan I’tikaf, “Apabila memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, Rasulullah saja menghidupkan malam-malamnya dengan
beribadah. Beliau membangunkan istrinya, bersungguh-sungguh dan serius bribadah,”
(HR Bukhari dan Muslim)
~ Lebih utamanya pada malam-malam ganjil, yaitu 21,23, 25, 27 , dan 29. Rasulullah SAW bersabda, “Carilah Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan,” (HR Bukhari dan Muslim)
~ Lebih spesifik lagi adalah pada tanggal 27 Ramadhan menurut pendapat mayoritas ulama dan
tanggal 21 menurut Imama Syafi’i. Ibnu Abbas pernah meminta sahabat yang lebih tua, lemah
dan tidak mampu berdiri berlama-lama untuk bertanya kepada Rasul, kapankah ia bisa
mendapatkan Lailatul Qadar? Rasulullah SAW menasehati agar ia mencarinya pada malam ke 27 (HR Thabrani dan Baihaqi).
~ Malam Jum’at yang jatuh pada tanggal ganjil, juga perlu diperhatikan
Di sebutkan didalam kitab al Bajuri syarah dari matan Abi Syuja’a, bahwa ada beberapa ulama salaf yang setiap tahunnya menemui malam lailatul qadr, sehingga mereka menyimpulkan menjadi satu syair yang maksudnya sebagai berikut:

apabila awal puasa Jum’at maka ambillah tanggal 29
jika diawali dengan Sabtu maka hari ke 21 tanpa ragu
apabila hari Ahad hari ke 27
dan jika hari senin maka lailatul qadr 29
jika selasa awal puasa maka di hari ke 25 akan didapat
apabila awal puasa hari rabu maka tanggal 27 lailatul qadr
sedang jika hari kamis maka malam tanggal 23

pendapat ini juga dikuatkan oleh beberapa ulama diantaranya Imam Nawawi.

Semoga saja kita dapat menemui keindahan malam yang penuh keberkahan itu.

Lailatul Qadr (Malam Kemuliaan)

Allah Ta ‘ala berfirman:

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴿١﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ ﴿٣﴾ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥﴾

Ilustrasi (photobucket.com)

Ilustrasi (photobucket.com)

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) saat Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)

Allah SWT memberitahukan bahwa Dia menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi.” (QS. Ad-Dukhaan: 3). Dan malam itu berada di bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah Ta ‘ala: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.” (QS. Al-Baqarah: 185).

Ibnu Abbas -radhiallahu ‘anhu- berkata:

“Allah menurunkan Al-Qur’anul Karim keseluruhannya secara sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sesuai dengan konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun.”

Malam itu dinamakan Lailatul Qadar karena keagungan nilainya dan keutamaannya di sisi Allah Ta ‘ala. Juga, karena pada saat itu ditentukan ajal, rezki, dan lainnya selama satu tahun, sebagaimana firman Allah: “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Ad-Dukhaan: 4). Kemudian, Allah berfirman mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang Dia khususkan untuk menurunkan Al-Qur’anul Karim: “Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu?” Selanjutnya Allah menjelaskan nilai keutamaan Lailatul Qadar dengan firman-Nya: “Lailatul Qadar itu lebih baik dari pada seribu bulan.”

Beribadah di malam itu dengan ketaatan, shalat, tilawah, dzikir, doa dsb sama dengan beribadah selama seribu bulan di waktu-waktu lain. Seribu bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan. Lalu Allah memberitahukan keutamaannya yang lain, juga berkahnya yang melimpah dengan banyaknya malaikat yang turun di malam itu, termasuk Jibril ‘alaihis salam. Mereka turun dengan membawa semua perkara, kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan takdir Allah. Mereka turun dengan perintah dari Allah. Selanjutnya, Allah menambahkan keutamaan malam tersebut dengan firman-Nya: “Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar” (QS. Al-Qadar: 5)

Maksudnya, malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikit pun ada kejelekan di dalamnya, sampai terbit fajar. Di malam itu, para malaikat -termasuk malaikat Jibril mengucapkan salam kepada orang-orang beriman. Dalam satu hadits shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan keutamaan melakukan qiyamul lail di malam tersebut. Beliau bersabda: “Barangsiapa melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar karena iman danmengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih)

Tentang waktunya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya).

Yang dimaksud dengan malam-malam ganjil yaitu malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan malam dua puluh sembilan.

Adapun qiyamul lail di dalamnya yaitu menghidupkan malam tersebut dengan shalat tarawih, shalat tahajjud, membaca Al-Qur’anul Karim, dzikir, doa, istighfar dan taubat kepada Allah Ta ‘ala. Beberapa pelajaran dari surat Al-Qadr:

1. Keutamaan Al-Qur’anul Karim serta ketinggian nilainya, dan bahwa ia diturunkan pada Lailatul Qadar (malam kemuliaan).

2. Keutamaan dan keagungan Lailatul Qadar, dan bahwa ia menyamai seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadar di dalamnya.

3. Anjuran untuk mengisi kesempatan-kesempatan baik seperti malam yang mulia ini dengan berbagai amal shalih.

Tiga Catatan di Akhir Ramadhan

“Siapa yang tidak mampu meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta (waktu berpuasa), maka Allah tidak membutuhkan lapar dan hausnya.” (HR. Al-Bukhari)

Maha Agung Allah Yang menggantikan malam kepada siang. Siang pun kembali menuju malam. Hari-hari beriring membentuk bulan. Dan bulan-bulan pun beredar menjadi tahun. Semua nikmat dan berkah-Nya seperti berkumpul pada satu puncak bulan: Ramadan. Kini “madu” Ramadhan tahun ini sudah sampai di tetes terakhir untuk kita nikmati. Ada tiga catatan yang patut kita garis bawahi selama menikmati Ramdhan tahun ini, (tapi Anda bisa menambahkannya sesuai perenungan yang Anda dapatkan selama menikmati Ramadhan tahun ini).

Pertama, seliar apa pun nafsu kita, ia bisa didewasakan.

Momentum Ramadan menyediakan tarbiyah khusus buat nafsu kita. Mungkin, nafsu bisa mendikte apa pun di luar Ramadan. Di balik tuntutan lapar, ia bisa saja menciptakan seribu satu dalih agar orang mencuri. Ia juga bisa mengelabui orang hingga terjebak pada zina. Dan di balik tuntutan istirahat, ia pun mampu mengungkung orang menjadi penyantai dan pemalas.

Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “…sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. 12: 53)

Di luar Ramadan, pintu-pintu aliran energi nafsu kerap terbuka lebar. Ia bebas mondar-mandir. Bisa bertingkah seperti apa pun menurut seleranya. Kekuatan nafsu kian berkembang bersama energi yang diperoleh tubuh dari makan, minum, dan lain-lain. Bayangkan jika pintu-pintu itu tak pernah tertutup. Nafsu jadi kian liar.

Allah swt. menghadiahi shaum agar seorang mukmin bisa mendewasakan nafsu. Bisa menutup-buka pintu-pintu energinya. Hingga, nafsu tidak lagi seperti anak kecil yang bisa dapat apa pun ketika merengek dan menuntut. Nafsu harus dipaksa. Agar, ia bisa dewasa. Semoga tarbiyah Rabbaniyah di bulan Ramadhan ini telah memdewasakan nafsu kita. Sehingga, pasca Ramadhan nanti kita bisa mengendalikan diri.

Kedua, sekotor apa pun jiwa kita, ia bisa dibersihkan.

Jangan pernah membayangkan kalau yang di dalam tak tersentuh kotoran. Alur hidup persis seperti aliran air dalam pipa-pipa. Ada yang masuk, mengalir dan berproses hingga menjadi keluaran. Kian kotor masukan, makin banyak endapan yang melekat pada bagian dalam pipa. Suatu saat, pipa bisa keropos. Ini akan berpengaruh pada keluaran yang dihasilkan.

Selama sebelas bulan, saringan-saringan masukan boleh jadi begitu longgar. Bahkan mungkin, tidak ada sama sekali. Semua bisa masuk. Mulai dari yang samar, kotor, bahkan beracun. Kalau saja tidak dipaksa ada saringan, proses pengeroposan menjadi sangat cepat. Jiwa-jiwa yang keropos akan membutakan mata hati. “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami? Atau, telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi hati yang di dalam dada.” (QS. 22: 46)

Jika aliran yang masuk melalui pipa mata, telinga, mulut, pikiran, dan rasa bisa tersaring jernih; tidak akan ada endapan. Tidak akan ada tumpukan racun si pembuat keropos. Otomatis, keluaran pun menjadi bersih. Ibadah yang sebelumnya berat menjadi ringan. Sangat ringan!

Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “dan jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sungguh beruntung yang mensucikan jiwa itu, dan sungguh merugi yang mengotorinya.” (QS. 91: 7-10)

Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung karena telah berusaha membersihkan jiwa kita selama sebulan di Ramdhan tahun ini.

Ketiga, sepicik apa pun ego kita, ia bisa dicerdaskan.

Kadang manusia bangga berdiri di atas egonya. Seolah ia mengatakan, “Inilah saya!” Nalar berikutnya pun bilang, pusatkan semua kekuatan diri demi kepuasan ego. Walau sebenarnya, keakuan itu sudah melabrak nilai-nilai ketinggian Islam.

Karena ego, orang bisa menganggap kalau dirinyalah yang terbaik. Tak perlu masukan dan sumbang saran. Karena ego pula, orang menjadi tak perlu berjamaah. Ego menghias kepicikan diri menjadi prestasi besar.

Ramadan memaksa ego untuk tunduk dengan kenyataan. Bahwa, yang ego banggakan ternyata tak sekuat yang dibayangkan. Dan kelemahannya begitu sederhana. Semua ada pada energi yang dihasilkan dari nasi, ikan, telur, dedaunan, dan air. Selebihnya, ego tak punya apa-apa.

Dalam bentuk yang lain, ego bisa ditundukkan dengan memperbanyak sujud. Itulah di antara maknaqiyamul lail. Ketika sendiri, kemuliaan ego melalui simbol kepala secara terus-menerus disejajarkan dengan bumi. Suatu tempat di mana di situ ada kotoran, tempat berpijak kaki-kaki hewan, dan tempat berkumpul kotoran manusia. Ego dipaksa untuk melihat kenyataan diri. Bahwa, ia hanya seorang hamba.

Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya...” (QS. 98: 5)

Semoga tarbiyah Rabbaniyah di Ramadhan tahun ini telah mengembalikan kita kepada kesadaran bahwa kita hanyalah seorang hamba yang tugas utamanya adalah menyembah Allah. Tidak lebih.

Inilah momentum Ramadan yang begitu mahal. Persis seperti kucuran hujan buat para petani. Kumpulan airnya akan berlalu begitu saja jika tidak segera dibendung, dialirkan, dan dimanfaatkan. Agar, benih-benih kebaikan baru bisa tumbuh, besar, dan berbuah. Semoga kita bukan petani yang lalai menampung hujan rahmat di Ramadhan tahun ini.

Hikmah dan Manfaat Puasa

Puasa memiliki sejumlah hikmah atau manfaat, ditinjau dari aspek kejiwaan, sosial, kesehatan dan aspek-aspek lain. Al-Qur’an dan Hadits menjelaskan secara menyeluruh hikmah dan manfaat puasa tersebut, di antaranya :
wordpress.com (fritzinfo)
Puasa mempunyai kedudukan khusus di sisi Allah:
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صيام 􀑧 آُلُّ عَمَلِ ا بْنِ آ دَمَ لَهُ، ا لْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إلى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، يقو لُ ا للهُ عَزَّ وَجَلَّ: إلاَّ ال
دَ 􀑧 ةٌ عِنْ 􀑧 انِ فَرْحَ 􀑧 صَّائِمِ فَرْحَتَ 􀑧 ى، لِل 􀑧 نْ أَجْلِ 􀑧 رَابَهُ مِ 􀑧 هُ وَشَ 􀑧 هْوَتَهُ وَطَعَامَ 􀑧 رَكَ شَ 􀑧 هِ، تَ 􀑧 زِى بِ 􀑧 ا أَجْ 􀑧 فَإنَّهُ لِى وأن
فِطْرِهِ وفرحةٌ عند لِقَاءِ رَبِّهِ، وَلَخُلُوْفُ فَمِّ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عند اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسك
“Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat, – Allah Ta’ala berfirman: “ kecuali puasa, sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. (Dalam puasa, anak Adam) meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.” Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kasturi.” (HR Bukhari dan Muslim)
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
ال 􀑧 اً يق 􀑧 ة باب 􀑧 وعن سهل بن سعد رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال: (إن في الجن
صائمون ؟ 􀑧 ن ال 􀑧 ال : أي 􀑧 رهم، يق 􀑧 د غي 􀑧 ه أح 􀑧 دخل من 􀑧 له الريان يدخل منه الصائمون يوم القيامة لا ي
فيقومون لا يدخل منه أحد غيرهم فإذا دخلوا أغلق فلم يدخل منه أحد) مُتَّفّقٌ عَلَيهِ
Dari Sahl bin Sa’d RA bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang disebut Ar-Royyan. Itulah pintu yang pada hari kiamat dikhususkan bagi orang-orang yang puasa. Tak ada satu pun orang lain masuk dari pintu itu. Ketika itu berkumandang seruan: “Mana orang-orang yang puasa?” Maka mereka pun bangkit (untuk masuk dari pintu itu). Tak ada satu pun orang lain yang menyertai mereka. Apabila mereka sudah masuk, pintu itu ditutup. Jadi tak ada satu pun orang lain yang masuk dari pintu itu. (HR Bukhari dan Muslim).
Orang yang puasa mendapat ampunan:
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيماناً واحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ ما تَقَدّمَ مِنْ ذَنْبِهِ،
Barang siapa melakukan puasa Ramadhan semata-mata karena keimanan dan mencari ganjaran, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim)
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
الصلوات الخمس والجمعة إلى الجمعة ورمضان إلى رمضان مكفرات ما بينهن
إذا اجتنبت الكبائر – رواه مسلم
“Shalat lima waktu, ibadah Jum’at hingga Jum’at berikutnya, ibadah Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa-dosa yang terjadi di antara waktu-waktu itu asalkan dosa-dosa besar dihindari.” (HR Muslim).
Puasa adalah perisai. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
الصَّوْمُ جُنَّةٌ – رواه الترمذي
Puasa adalah perisai (yang melindungi pelakunya dari keburukan)

Tentang Ramadhan yang Wajib Diketahui


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam untuk Rasulullah, keluarganya, dan para sahabatnya.

Ramadhan memiliki kedudukan yang agung di mata kaum muslimin. Hati mereka merasa bahagia dan senang ketika Ramadhan akan datang. Semangat untuk berbuat baik dan melaksanakan ketaatan meningkat. Menggelora semangat dalam jiwanya yang diikuti badannya sehingga merasa ringan melaksakanan ketaatan dan meninggalkan kemungkaran.

Pastinya, perasaan ini akan dirasakan setiap muslim, selemah apapun imannya. Karena Ramadhan adalah bulan untuk melunakkan hati dan menentramkannya. Masa untuk saling tolong menolong dan bekerjasama dalam berbagai kebaikan dan ketaatan serta melaksanakan kebajikan-kebajikan. Pada bulan itu tergambar persatuan umat dalam beberapa aktifitas, seperti buka puasa bersama yang diadakan di rumah-rumah yang tidak biasa ditemukan di luarRamadhan. Pemandangan serupa juga dapat ditemukan dalam pelaksanaan shalat Tarawih. Masjid-masjid dipenuhi jamaah saat shalat Shubuh yang tidak biasa ditemukan di luar Ramadhan pada zaman kita sekarang. Semua ini menjadi bukti nyata bahwa Ramadhan memiliki nilai dan kedudukan mulia di hati umat Islam.

Sesungguhnya penghormatan dan perhatian umat Islam terhadap Ramadhan tidaklah sama. Sebagiannya lebih atas yang lainnya sesuai dengan pengetahuan dan ilmu serta semangat mereka dalam menghidupkan bulan mulia ini. Karenanya, pada tulisan ini kami akan suguhkan beberapa perkara yang menerangkan tentang seluk beluk Ramadhansehingga lebih berkesan di hati kita.

Sesungguhnya penghormatan dan perhatian umat Islam terhadap Ramadhan tidaklah sama.

Sebagiannya lebih atas yang lainnya sesuai dengan pengetahuan dan ilmu serta semangat mereka dalam menghidupkan bulan mulia ini.

Apa itu bulan Ramadhan?

Pertama, bulan Ramadhan adalah bulan kesembilan dari urutan 12 bulan yang di sisi Allah sejak Dia menciptakan langit dan bumi, juga sesuai urutan yang telah ditetapkan oleh Umar bin al-Khathab radliyallaahu 'anhu.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu,” (QS. Al-Taubah: 36)

Kedua, bulan yang Allah pilih untuk menurunkan Al-Qur’an di dalamnya. Allah Ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنْ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185)

Ketiga, bulan di mana Allah mulai mengutus Nabi dan utusannya, Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam.

Keempat, bulan yang Allah jadikan darinya sampaiRamadhan berikutnya sebagai penghapus dosa di antara keduanya.

Imam Muslim telah membuat satu bab dalam kitab al-Thaharah, “Bab Shalat lima waktu, satu Jum’at ke Jum’at lainnya, satu Ramadhan ke Ramadhan laiannya sebagai penghapus (kesalahan) di antara keduanya, selama dosa besar dijauhi.” Di dalamnya, beliau menyebutkan hadits dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, bahwa Rasulullahshallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

(Antara) shalat lima waktu, Jum’at ke Jum’at dan Ramadhan ke Ramadhan, terdapat penghapus dosa-dosa, selama tidak melanggar dosa-dosa besar." (HR Muslim, no. 233)

Kelima, bulan yang apabila sudah masuk malam pertamanya terdapat banyak kebaikan. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab al-Shaum, dari Abu Hurairahradliyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallambersabda,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ

Apabila telah datang Ramadhan, maka pintu-pintu surga dibula.” (HR. Bukhari, no. 1898)

Dan dalam satu riwayat lain, masih dari Abu Hurairahradliyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallambersabda,

إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

"Jika telah datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu langit dan ditutuplah pintu-pintu Jahannam, serta dibelenggulah para syaithan." (Muttafaq ‘alaih)

Jika telah datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu langit dan ditutuplah pintu-pintu Jahannam, serta dibelenggulah para syaithan. (al-hadits)

Keenam, Bulan yang Allah jadikan sebagai solusi bagi pelaku pelaku dosa dan kesalahan, juga bagi pemburu surga dan derajat tinggi dalam beragama.

Imam Bukhari dalam kitab Al-Tauhid, dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, Nabi shallallaahu 'alaihi wasallambersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, dan berpuasa Ramadhan, maka wajib bagi Allah untuk memasukkannya ke dalam surga, baik dia berhijrah fi sabilillah atau duduk (tetap tinggal) di bumi kelahirannya.” Mereka bertanya, “Ya Rasulallah, bolehkah kami memberitahukan hal itu kepada manusia?” Beliau bersabda,

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ

Sesungguhnya di dalam surga itu ada 100 derajat (tempat) yang telah dipersiapkan oleh Allah untuk para mujahid di jalan Allah, antara dua derajat seluas langit dan bumi. Dan apabila kalian memohon kepada Allah maka mohonlah surga Firdaus, karena sungguh dia terletak di surga yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya adalah ‘Arsy Allah Yang Maha Pemurah dan dari situlah terpancarnya sungai-sungai di surga.” (HR. Al-Bukhari)

Dalam riwayat Muslim, Kitab Shalah al-Musafirin, dari Abu Hurairah, Rasulullah pernah bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Siapa yang berpuasa Ramadhan didasari iman dan hanya berharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘alaih)

Ketujuh, bulan yang Allah jadikan umrah di dalamnya seperti haji. Bukan itu saja, bahkan seperti haji bersama Rasulullahshallallaahu 'alaihi wasallam.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Kitab Al-Hajj, dari ‘Atha berkata, Aku mendengar Ibnu Abbas radliyallaahu 'anhumamengabarkan kepada kami, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepada seorang wanita dari Anshar (Ummu Sinan), “Apa yang menghalangimu untuk berhaji bersama kami? Lalu wanita tadi menyampaikan alasannya karena kendaraannya dipakai jihad fi sabilillah. Kemudian Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,

فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِي فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِي رَمَضَانَ حَجَّةٌ

Apabila telah datang Ramadhan, berumrahlah. Karena umrah pada bulan Ramadhan (pahalanya seperti) haji.” (HR. Bukhari)

Dalam riwayat lain, “Umrah di bulan Ramadhan menyamai haji.” (Muttafaq ‘alaih)

Dalam riwayat lain lagi, “Karena sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan menjadi pengganti (dalam pahala-red) haji atau haji bersamaku.” (Muttafaq ‘alaih)

Sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, “Umrah di bulanRamadhan menyamai haji” adalah dalam pahala, bukan pelaksanaannya menempati kedudukan haji yang bisa menggugurkan kewajiban haji berdasarkan ijma’ bahwa umrah belum cukup dan tidak bisa menggantikan kewajiban melaksanakan haji.

Ibnu al-Arabi berkata, “Haji tentang umrah ini adalah shahih dan merupakan karunia dan nikmat dari Allah. Dan umrah menyamai haji karena digabungkan dengan Ramadhan.”

Ibnu al-Jauzi berkata, “Di dalamnya, bahwa pahala amal akan bertambah dengan kemuliaan waktunya seperti bertambahnya pahala dengan kehadiran hati dan tujuan yang ikhlas.”

Umrah di bulan Ramadhan menyamai haji adalah dalam pahala, bukan pelaksanaannya menempati kedudukan haji yang bisa menggugurkan kewajiban haji . .

Kedelapan, Bulan yang di dalamnya Allah adakan satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan dalam urusan dien dan amal hamba yang shalih.

Allah Ta’ala berfirman,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadar: 3)

Imam Bukhari meriwayatkan dalam Kitab Shalah al-Tarawih, dari Aisyah berkata, “Adalah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam apabila sudah masuk di sepuluh hari terakhir dari Ramadhan bersabda,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Dan dalam riwayat Muslim disebutkan pendapat Ubay bin Ka’b tentang keyakinannya bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam ke 27. Pada saat itu, Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk menghidupkannya. Beliau juga menyebutkan tanda-tandanya, yaitu pada pagi harinya langit terlihat putih terang, tidak ada cahaya matahari yang berserakan.

Kesembilan, bulan Ramadhan adalah bulan terbaik baik kaum mukminin dan menjadi bulan terburuk dirasakan kaum munafikin.

Kalau kita perhatikan, maka orang-orang mukmin melaksanakan beberapa amal kebaikan dan menyiapkan zakat hartanya untuk dia infakkan di bulan Ramadhan. Mereka menyiapkan keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sekaligus menyiapkan juga untuk membantu fakir miskin. Mereka juga berlomba-lomba memberi santapan berbuka bagi shaimin.

Pada ringkasnya, bahwa bulan Ramadhan menjadi nikmat bagi orang mukmin dan bencana bagi orang fajir dan munafik. Wallahu a’lam.

Sebaliknya, orang-orang munafik, mereka menyiapkan tontonan-tontonan film, hiburan, dan berbagai permainan. Pada ringkasnya, bahwa bulan Ramadhan menjadi nikmat bagi orang mukmin dan bencana bagi orang fajir dan munafik. Wallahu a’lam. (PurWD/voa-islam.com)

Ramadhan Terakhir

Alkisah ada seorang kontraktor yang bekerja pada sebuah perusahaan property ternama di Jakarta. Di usianya yang ke lima puluh tahun, telah terpikirkan olehnya untuk mengakhiri kariernya sebagai seorang kontraktor dan kembali kepada keluarga yang telah cukup lama ia tinggalkan. Materi yang selama ini ia cari sudah ia dapatkan. Harta dan kekayaan bukan lagi menjadi tujuannya, namun ia ingin mencari hakekat sebenarnya dari kehidupan ini. Dan tentunya mempersiapkan diri untuk kehidupan yang hakiki yaitu akherat kelak. Oleh karenanya pada pagi hari itu, sang kontraktor menghadap sang direktur dan mengajukan surat pengunduran dirinya.

Pada dasarnya sang direktur keberatan atas permohonan pengunduran diri bapak tersebut. Bagaimana tidak, selama ini bapak tersebut telah menjadi asset utama perusahaan. Keterampilannya tak perlu diragukan lagi. Perusahaan mencapai masa keemasan di masanya.

Setiap proyek yang ia tangani selalu berhasil. Beliau terkenal dengan kejujuran dan keprofesionalannya. Oleh karenanya, ketika sang kontraktor tadi mengajukan surat pengunduran diri, sang direktur mengajukan satu persyaratan. Yaitu untuk dibuatkan satu rumah lagi, rumah yang merupakan karya terbaik beliau sepanjang menjadi kontraktor dalam tempo satu tahun. Ketika mendengar syarat tadi, sang kontraktor sangat berkeberatan. Beliau ingin segera mengundurkan diri. Namun ternyata masih harus menjalankan tugas terakhir. Dengan sangat terpaksa, sang kontraktor menerima syarat yang diajukan sang direktur.

Ternyata hanya dalam tempo delapan bulan sang kontraktor mampu menyelesaikan tugasnya. Namun ternyata karyanya kali ini bukanlah karya terbaik, melainkan karya terburuk sepanjang kariernya. Bagaimana tidak, dengan perasaan terpaksa ia membangun rumah tersebut. Oleh karenanya kualitas bangunannya pun asal-asalan. Selesai membangun rumah tersebut beliau menghadap sang direktur.

“Ini kunci rumah baru yang menjadi syarat pengunduran diri saya,” kata sang kontraktor.

“Oh, tidak bapak. Sebenarnya rumah tersebut bukanlah untuk perusahaan. Melainkan itu merupakan hadiah untuk bapak atas pengabdian luar biasa bapak selama ini. Ambillah rumah tersebut.” jawab sang direktur.

Mendengar jawaban sang direktur, bapak tadi langsung lemas. Bagaimana tidak ternyata rumah yang ia bangun bukanlah untuk perusahaan, melainkan untuk dirinya. Mengapa ia tidak membangun rumah terbaik kalau ternyata itu untuk dirinya sendiri. Malahan rumah tersebut adalah rumah terburuk yang pernah ia bangun. Akhirnya bapak tadi menyesal atas apa yang ia lakukan. Namun apa daya, nasi telah menjadi bubur.

Na’udzubillah. Semoga kita tidak bernasib sama seperti bapak tadi. Apalagi di bulan Ramadhan kali ini. Inilah kesempatan kita untuk melakukan segala amalan terbaik di bulan penuh rahmat ini. Bahkan kita harus menjadikan Ramadhan kali ini sebagai Ramadhan terbaik sepanjang hidup kita. Mengapa kita harus melakukannya?

Jawabannya tidak lain dan tidak bukan karena kita tidak pernah tahu apakah kita masih punya kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan di tahun depan. Bisa jadi ini merupakan Ramadhan terakhir kita. Oleh karenanya kita harus menjadikannya sebagai Ramadhan terbaik. Hal ini perlu kita lakukan agar kita tidak bernasib sama dengan sang kontraktor tadi. Akhir yang menyedihkan karena di akhir kariernya sebagai kontraktor, ia malah menghasilkan karya terburuk bukan sebaliknya. Apalagi kita yang tidak pernah tahu masih bisa bertemu dengan bulan Ramadhan di tahun depan.

Sungguh sangat ruginya jikalau ini merupakan Ramadhan terakhir kita, namun ternyata kita malah melakukan amalan terburuk atau menjadikan Ramadhan kali ini sebagai Ramadhan terburuk dalam hidup kita. Oleh karenanya saat ini mulai harus kita azamkan dalam diri kita untuk melakukan segala aktivitas sebagai aktivitas terbaik dalam Ramadhan kali ini. Sholat-sholat kita merupakan sholat terbaik yang pernah kita lakukan. Tilawah Qur’an kita merupakan tilawah terbaik. Shodaqoh kita merupakan shodaqoh terbaik. Dakwah kita merupakan dakwah terbaik. Apapun itu yang kita lakukan adalah yang terbaik. Siapa tahu ini merupakan Ramadhan terakhir kita. Waallohu’alam bish showab.

Penulis : Adi Suharyanto, Menteri Agama Korps Mahasiswa Pemerintahan FISIPOL UGM

Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika

Ada seorang pemuda arab yang baru saja me-nyelesaikan bangku kuliahnya di
Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah
berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya.

Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di
Amerika , ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka
semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk
Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di
Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung
tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja.
Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya
pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan
duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana
kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk
memberikan penghor-matan lantas kembali duduk.

Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika meli-hat kepada para hadirin
dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap
ia keluar dari sini." Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya.
Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap
tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, "Aku
minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya." Barulah pemuda
ini beranjak keluar.

Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pen-deta, "Bagaimana anda tahu
bahwa saya seorang mus-lim." Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang
terdapat di wajahmu." Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang
pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan
beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan
sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan
debat tersebut.

Sang pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan
anda harus menja-wabnya dengan tepat." Si pemuda tersenyum dan berkata,
"Silahkan!"

Sang pendeta pun mulai bertanya,
1. Sebutkan satu yang tiada duanya,
2. dua yang tiada tiganya,
3. tiga yang tiada empatnya,
4. empat yang tiada limanya,
5. lima yang tiada enamnya,
6. enam yang tiada tujuhnya,
7. tujuh yang tiada delapannya,
8. delapan yang tiada sembilannya,
9. sembilan yang tiada sepuluhnya,
10. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,
11. sebelas yang tiada dua belasnya,
12.. dua belas yang tiada tiga belasnya,
13. tiga belas yang tiada em-pat belasnya.
14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!
15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?
16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?
17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?
18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!
19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?
20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?
21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!
22. Pohon apakah yang mempu-nyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun,
setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?"

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah.

Setelah membaca basmalah ia berkata,

1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman,
"Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra': 12).
3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan,
membunuh seorang anak kecil dan ketika me-negakkan kembali dinding yang hampir roboh.
4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.
5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.
6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah SWT menciptakan makhluk.
7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis.
Allah SWT berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).
8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman.
Allah SWT berfirman,"Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit.
Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).
9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan,
musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan *
10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan.
Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).
11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudaraYusuf ....
12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah,
"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman,
'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air." (Al-Baqarah: 60).
13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.
14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruhadalah waktu Shubuh.
Allah SWT ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menying-sing." (At-Takwir: 18).
15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf ,
yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya,
"Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami
tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan
serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka,"
tak ada cercaaan ter-hadap kalian." Dan ayah mereka Ya'qub berkata,
"Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya
Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai.
Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara kele-dai." (Luqman: 19).
18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.
19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim.
Allah SWT berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).
20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah
dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).
21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalahtipu daya wanita,
sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).
22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun,
setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari
maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan
buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mende-ngar jawaban pemuda
muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun
ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab
satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta.
Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?"

Mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya
diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah.. Ia berusaha
menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil.

Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab
pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata,
"Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab,
sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu
menjawabnya!"

Pendeta tersebut berkata,
"Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun
aku takut kalian marah.

" Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda."

Sang pendeta pun berkata,
"Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah."

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam.
Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka
dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.**

* Penulis tidak menyebutkan yang kesembilan (pent.)
** Kisah nyata ini diambil dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah melalui
internet,
Kaum yang berpikir (termasuk para pendeta) sedianya telah mengetahui
bahwa Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan akan menjaga manusia dalam kesejahteraan baik di dunia dan di akherat..
Apa yang menyebabkan hati-hati para pendeta itu masih tertutup bahkan
cenderung mereka sendiri yang menutup rapat jiwanya..
Semoga Allah SWT memberikan Hidayah kepada mereka yang mau berpikir..
Amien..