Tampak purnama, memancarkan nur kuasanya, Angin malam membelai tubuhku. Angin malam yang dingin mengorbankan pijaran rindu dihatiku, Bak mentari yang menyinari seluas cakrawala. Itulah arti dari sebuah dirimu dihatiku. Semakin terasa lama hari-hariku yang kulalui, ku ingin cepat bertemu dengan sang mentariku........
Ibu........
Kaulah mentariku........
Kau sejukkan jiwaku dengan sikapmu.......
Kau hangatkan hatikudengan puijaran panas cintamu........
Kau percikan rasa sayangmu........
Kau berikan keindahan suka dan duka......
Kau berikan kedamaian saat kau disisiku......
Ibu.......
Kau adalah mentariku atau pelita bagi diriku
Apalagi bagi semua keluarga kita
Kau selalu memberi sinarmu
Walaupun terseok-seok oleh angin sekalipun
Kau rela mengorbankan apa saja demi pencarianku
Pengorbananmu tanpa balas jasa
Namun.......
Aku disini selalu mengabaikan waktuku.......
Aku tak pernah berpikir untuk apa aku jauh-jauh datang kesini
Apa yang harus aku amalkan pada masyarakat........
Aku tak pernah mengerti tentang keadaan keluargaku
Bahagiakah.......
Menderitakah........
Yang aku tahu, disini aku hanyalah
Makan.......
Tidur.........
Sekolah......
Ngaji.......
Malam ini bulan tampak purnama dengan diiringi bintang yang bertaburan disana, suasana terasa sejuk,
Tapi......
Tetap saja tak bisa menyejukkan kehampaanku disini
Kuingin melebarkan sayapku tuk rebang dimana tempat ibuku berada
Ibu.......
Ingin kuarungi lautan yang memisahkan kita tapi, apa dayaku tak mampu sudah pastiku kan tenggelam didalamnya
Aku adalah insan yang lemah dan tak berarti merasakan kekayaan batin dan keheningan jiwa
Anginku.......
Awanku........
Sampaikan pada mentariku katakan padanya........
Aku rindu.........
Aku sayang.......
Kerinduan hati takkan pernah reda.......
Semuanya....... terima kasih
Ya Allah........
Berilah petunjuk jalan menuju kesuksesan agar kelak suatu saat nanti aku bisa membuat keluargaku tersenyum dan bisa memanfaatkan hidupku agar lenih terarah tujuan dan lebih berarti
Ya Allah.........
Semoga aku masih bisa melewatka masa separuh putaran bumi, beri aku kesempatan untuk membalas jasa-jasanya
Sejarah Awal Tarekat dan Nama Aliran Tarekat
2 minggu yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar