Surah al-Qadr yang diturunkan di Mekkah setelah hijrahnya Nabi ke Madinah itu hanya berjumlah lima ayat, isinya berkisar tentang suatu malam yang dijanjikan yang didokumentasikan alam dengan gempita. Suatu malam komunikasi antara bumi dengan mala’ul a’la. Malam dimulai turunnya al Quran pada kalbu Muhammad SAW. Malam agung yang tak ada duanya di persada alam, keagungannya, tanda-tandanya, dan efeknya bagi seluruh kehidupan manusia. Keagungan yang tak bisa dideteksi nalar: “Sesungguhnya Kami turunkan ia di Malam Qadr. Tahukah kamu apa itu Malam Qadr? Malam Qadr itu lebih baik dari seribu bulan” (Al-Qadr: 1-3)
Teks alQuran yang selama nya akan menerangi alam semesta ini,ada satu malam yang didalamnya terdapat keberkahan yang sangat luas, malam itu berada disalah satu dari malam bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Dalam riwayat Ibnu Ishak, bahwa wahyu pertama pada awal surat al-Alaq juga pada bulan Ramadhan. Rasulullah SAW, saat itu, sedang bertahannus di gua Hira.
Banyak sekali hadis yang berbicara mengenai malam seribu bulan ini.
Apa malam lailatul qadr ini? kita semua akan bertanya-tanya,Sesuai dengan derivasi ‘qadr’ yang mengandung banyak arti, secara etimologis qadr diartikan taqdir (kepastian). Adapula yang mengartikan tadbir (perenungan). Bisa juga berarti qimmah (supremasi) atau maqam (posisi). Kedua makna terakhir ini yang paling selaras dengan dahsyatnya malam Lailatul Qadr, peristiwa turunnya al-Quran, wahyu dan risalah. Tak ada satupun yang lebih besar dan lebih hebat dari malam itu. Tak ada sesuatupun yang bisa menunjukkan keagungan Tuhan pada diri seorang hamba.
Mengenai waktu terjadinya Lailatul Qadr, para ulama beragam pendapat. Ibnu Hajar menyebutkan lebih dari 40 pendapat. Namun, bila kita membaca hadits-hadits Nabi SAW, dapat kita simpulkan sebagai berikut :
~ Lailatul Qadr terjadi setiap tahun di bulan suci Ramadhan, terutama pada malam-malam
sepuluh hari terakhir ketika Rasulullah SAW melakukan I’tikaf, “Apabila memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, Rasulullah saja menghidupkan malam-malamnya dengan
beribadah. Beliau membangunkan istrinya, bersungguh-sungguh dan serius bribadah,”
(HR Bukhari dan Muslim)
~ Lebih utamanya pada malam-malam ganjil, yaitu 21,23, 25, 27 , dan 29. Rasulullah SAW bersabda, “Carilah Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan,” (HR Bukhari dan Muslim)
~ Lebih spesifik lagi adalah pada tanggal 27 Ramadhan menurut pendapat mayoritas ulama dan
tanggal 21 menurut Imama Syafi’i. Ibnu Abbas pernah meminta sahabat yang lebih tua, lemah
dan tidak mampu berdiri berlama-lama untuk bertanya kepada Rasul, kapankah ia bisa
mendapatkan Lailatul Qadar? Rasulullah SAW menasehati agar ia mencarinya pada malam ke 27 (HR Thabrani dan Baihaqi).
~ Malam Jum’at yang jatuh pada tanggal ganjil, juga perlu diperhatikan
Di sebutkan didalam kitab al Bajuri syarah dari matan Abi Syuja’a, bahwa ada beberapa ulama salaf yang setiap tahunnya menemui malam lailatul qadr, sehingga mereka menyimpulkan menjadi satu syair yang maksudnya sebagai berikut:
apabila awal puasa Jum’at maka ambillah tanggal 29
jika diawali dengan Sabtu maka hari ke 21 tanpa ragu
apabila hari Ahad hari ke 27
dan jika hari senin maka lailatul qadr 29
jika selasa awal puasa maka di hari ke 25 akan didapat
apabila awal puasa hari rabu maka tanggal 27 lailatul qadr
sedang jika hari kamis maka malam tanggal 23
pendapat ini juga dikuatkan oleh beberapa ulama diantaranya Imam Nawawi.
Semoga saja kita dapat menemui keindahan malam yang penuh keberkahan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar