Motto Santri :

Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilallahdi

Selasa, 19 Oktober 2010

Kejujuran: Harga Mati yang Harus Dipegang Para Pedagang

“… kebiasaan para pedagang adalah menipu dalam perniagaan, dan amat berambisi untuk menjual barang dagangannya dengan segala cara yang dapat mereka lakukan, diantaranya dengan sumpah palsu dan yang serupa…” (Al-Qadhi ‘Iyadh)

Pembaca mulia, apa yang dikatakan Al-Qadhi ‘Iyadh adalah fakta yang sering kita temui dalam keseharian hidup kita. Orang yang memulai bisnisnya dengan berdagang, akan sangat bernafsu memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Banyak cara yang dilakukannya untuk memuaskan ambisinya tersebut, mulai dengan menghancurkan aset kompetitor sampai meminta bantuan dukun. Namun, cara kotor sangat sering ditemui adalah berdusta.


Pembaca mulia, ketahuilah bahwa dalam Islam diajarkan bahwa kejujuran adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kejujuran harus senantiasa menjadi akhlak kita dalam setiap keadaan. Boleh jadi, sebagian pebisnis beranggapan bahwa sifat kejujuran hanya akan merugikan diri sendiri dan perusahaan yang dikelolanya.

Tidak! Sekali-kali janganlah kita tiru pebisnis semacam itu. Kita adalah seorang muslim yang wajib menjaga prinsip-prinsip Islam dalam seluruh aspek kehidupan kita. Maka, jika kita melihat para pebisnis yang lain, entah relasi kita atau para kompetitor menghiasi bisnisnya dengan cara-cara dusta, janganlah sampai kita ikut-ikutan cara mereka, tetapi jadikanlah diri kita sebagai penegak keadilan bagi mereka. Ini semata-mata karena kita adalah seorang pebisnis muslim, yang mengamalkan perintah Rabb-Nya yang berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلاَ تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.”
(Q.S. An-Nisa’: 135)


Oleh karena itu, kami berpesan kepada kami sendiri kemudian kepada para pembaca mulia, agar menjaga keistiqomahan kita dalam menjaga prinsip-prinsip ajaran Islam ketika berdagang. Hormati kompetitor kita. Bersainglah dengan cara yang Islami, terhormat dan elegan. Demikian pula, jagalah hak-hak konsumen kita. Hendaklah kita mengingat selalu pesan Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

« إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ مَنِ اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ ».

“… Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan kelak pada hari kiamat sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertaqwa kepada Allah, berbuat baik, dan berlaku jujur.”
(H.R At-Tirmidzi, no. 1254)


Referensi:
القرآن الكريم
محمد بن عيسى بن سَوْرة بن موسى بن الضحاك، الترمذي، أبو عيسى. سنن الترمذى
Badri, Muhammad Arifin. 1429/2008 M. Sifat Peniagaan Nabi. Cileungsi-Bogor: Pustaka Darul Ilmi.

http://www.kedai-pulsa.com/artikel/kejujuran-pedagang/

Tidak ada komentar: