Motto Santri :

Utlubul Ilma Minal Mahdi Ilallahdi

Senin, 27 September 2010

Salafiy atau Murji’ah....

Segala puji yang disertai pengagungan seagung-agungnya hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala dan perendahan diri kita yang serendah-rendahnyanya hanya kita berikan kepadaNya Robbul ‘Alamin. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam.
Sering kita mendengar ucapan atau perkataan orang yang mengatakan bahwa, “Amalan keta’atan merupakan buah dari adanya tashdiq/iman dalam hati”. Apakah perkataan semisal ini merupakan buah dari aqidah murji’ah atau bahkan aqidah murji’ah itu sendiri sehingga orang yang mengatakan hal demikian keluar dari manhaj ahlus sunnah wal jama’aha atau tidak ?! Maka tak jarang kita temukan sebagian orang yang –Allahu a’lam-terlalu bersemangat dalam masalah memisahkan antara ahlus sunnah dan ahlul bida’ -dalam hal ini murji’ah- langsung memvonis orang yang punya perkataan demikian yaitu “Amalan keta’atan merupakan buah dari adanya tashdiq/iman dalam hati” langsung keluar dari barisan ahlus sunnah dan tidak lagi salafiy.
Untuk meluruskan masalah ini maka marilah kita lihat sejenak apa yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim bin Taimiyah rohimahullah.
“Perkataan orang yang mengatakan bahwa amalan keta’atan merupakan buah dari adanya tashdiq/iman dalam hati (maka) hal ini memiliki dua kemungkinan,
[Pertama] Apabila yang dimaksudkan dari perkataan tersebut bahwa amalan keta’atan merupakan konsekwensi realistis terhadap adanya tashdiq dalam hati yang berarti jika iman ada dalam hati maka pastilah ada amalan keta’atan. Maka kalimat/perkataan di atas benar dan inilah manhaj salafiy yaitu manhaj ahlus sunnah.
[Kedua] Apabila yang dimaksudkan dari perkataan tersebut bahwa iman/tashdiq dalam hati merupakan sebab adanya amalan keta’atan yang berarti bahwa iman yang ada dalam hati itu merupakan iman yang sempurna walaupun tidak ada amalan keta’atan (sama sekali) maka ini adalah pendapat murji’ah dari jahmiyah dan dari golongan lainnya .
Maka dari hal di atas terlihat jelas bagaimana sikap ulama’ ahlus sunnah menyikapi perkataan “Perkataan orang yang mengatakan bahwa amalan keta’atan merupakan buah dari adanya tashdiq/iman dalam hati” dan demikianlah adab para ulama ahlus sunnah dalam mengkritik sebuah perkataan. Allahu A’lam. Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
silakan lihat http://alhijroh.net/aqidah/salafiy-atau-murji%E2%80%99ah/

Tidak ada komentar: